Bandung (ANTARA) - Kepolisian Daerah Jawa Barat menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat atas ketidakmaksimalan dalam menangani aksi unjuk rasa yang berujung ricuh hingga menimbulkan kerusakan fasilitas umum serta menyebabkan sejumlah pengunjuk rasa mengalami luka-luka.
Kabid Humas Polda Jabar Kombes Pol Hendra Rochmawan mengatakan kepolisian seharusnya mampu memberikan pelayanan lebih baik dalam mengawal aksi unjuk rasa agar tidak berujung pada tindakan anarkis.
"Permohonan maaf yang tulus dari kami, Kepolisian, yang kurang mampu melayani dalam menghadapi unjuk rasa anarkis ini. Secara tulus kami minta maaf," kata Hendra di Bandung, Minggu.
Selain menyampaikan permohonan maaf, Polda Jabar juga mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang berperan aktif menenangkan situasi, mulai dari tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh pemuda hingga kalangan mahasiswa.
“Kepada tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh pemuda, dan mahasiswa yang telah mengimbau agar situasi tetap aman, kami ucapkan terima kasih,” ujarnya.
Hendra berharap situasi pascakericuhan dapat segera pulih, serta seluruh pihak dapat menahan diri agar tidak mudah terprovokasi oleh isu-isu yang dapat memecah belah persatuan masyarakat.
Dirinya juga mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk bersama-sama menjaga kondusivitas wilayah dan mendoakan keselamatan bangsa.
“Kami mengimbau secara perorangan, kedinasan perkantoran, lintas agama di tempat ibadahnya masing-masing, baik masjid, gereja, kuil, maupun pura, untuk melakukan doa bersama demi keamanan Indonesia yang aman dan sejahtera,” katanya.
Polda Jabar memastikan akan terus melakukan evaluasi agar kejadian serupa tidak terulang kembali.
Aparat kepolisian, kata dia, berkomitmen memperbaiki pola pengamanan dalam menghadapi aksi unjuk rasa ke depan.
