Bandung (ANTARA) - Sejumlah pengguna ruas Jalan Raya Bandung-Garut mengeluhkan kondisi minim penerangan dan jembatan penyebrangan orang, sehingga dapat membahayakan keselamatan pengguna jalan tersebut.
Berdasarkan pantauan ANTARA, Jumat, ditemukan sekitar tiga kilometer ruas Jalan Bandung-Garut yang tidak dilengkapi penerangan jalan.
"Kalau malam hari sangat membahayakan sih untuk pengguna jalan ini takutnya nabrak orang nyebrang karena gelap, harus bener-bener focus lah kalau lewat jalan ini," kata Rudi, seorang pengendara.
Ia juga mengungkapkan bahwa selain minimnya penerangan, banyak pengendara motor yang melanggar aturan lalu lintas dengan berkendara melawan arah, sehingga menyilaukan pengendara lain yang melaju sesuai jalur.
"Saya suka takut kalau mau nyebrang di Jalan ini malam hari karena gelap dan kalau nyebrang saya pasti sambal nyalain flash handphone biar keliatan sama pengendara," kata Sandi, seorang pejalan kaki.
Di sepanjang ruas Jalan Bandung-Garut, hanya terdapat satu jembatan penyeberangan yang berada di depan Sekolah Al Ma’soem. Setelah titik tersebut, tidak ditemukan lagi fasilitas jembatan penyeberangan bagi pejalan kaki.
Dari pantauan ANTARA, sekitar 16 kilometer di ruas jalan Bandung-Garut tidak ditemukan jembatan penyebrangan orang, sangat disayangkan padahal ruas jalan tersebut kebanyakan ilalui oleh kendaraan besar dan berkecepatan tinggi juga.
"Saya berharap kepada kedepannya pemerintah terkait dapat melakukan pembangunan infrastruktur jembatan penyebrangan orang, agar mempermudah mobilitas pejalan kaki," tandas Sandi.
