Antarajabar.com - Peternak ayam petelur di Kabupaten Garut, Jawa Barat, belum mampu memenuhi kebutuhan pasar di kota itu, sehingga pedagang terpaksa harus mendatangkannya dari luar daerah.
"Peternak telur ayam di Garut ini masih sedikit, belum mampu memenuhi permintaan pasar," kata Distributor Telur Ayam, Asep Sudrajat di Garut, Selasa.
Ia menuturkan, kebutuhan telur untuk pasar di Garut sebanyak 100 ton setiap satu bulannya, sementara telur yang dihasilkan dari Garut hanya mampu memenuhi sekitar 60 ton telur.
Sisanya, kata dia, harus dipasok dari sejumlah luar daerah, seperti daerah yang rutin memasok Garut yakni dari Blitar, Jawa Timur.
"Dalam satu bulannya telur dari Garut paling banyak sekitar 60 ton saja, sementara permintaan pasar lebih dari 100 ton," katanya.
Ia mengungkapkan, Kabupaten Garut memiliki potensi pasar telur ayam yang cukup tinggi, setiap sepekan dipasok 34 ton telur.
Menurut dia, pasar yang tinggi permintaan telur yakni Pasar Induk Guntur, kemudian pasar tradisional di Kecamatan Cikajang, Samarang, Bayongbong, Wanaraja dan Leles.
"Permintaannya tinggi, sementara telur dari Garut belum bisa memenuhinya karena kurangnya peternak, itu yang selama ini menjadi kendala," katanya.
Ia berharap, besarnya kekurangan pasokan telur ayam itu menjadi peluang bisnis baru masyarakat Garut untuk menjadi peternak telur ayam.
"Kesempatan ini harus dimanfaatkan oleh masyarakat Garut untuk meningkatkan kesejahteraan," katanya.