Bandung (ANTARA) - Biro BUMD, Investasi dan Administrasi Pembangunan (BIA) Provinsi Jawa Barat (Jabar) menyebutkan sudah tidak ada penerbangan domestik dari dan menuju Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati sejak tanggal 2 Juni 2025 sampai waktu yang tidak ditentukan.
Hal itu, dipastikan setelah pada tanggal tersebut maskapai Super Air Jet yang melayani penerbangan ke Medan, Denpasar, dan Balikpapan (Kalimantan Timur) berhenti beroperasi dari dan ke BIJB Kertajati.
"Untuk penerbangan domestik dari dan menuju Bandara Kertajati terhitung mulai tanggal 2 Juni 2025 sementara belum tersedia," kata Kepala Biro BIA Jabar Deny Hermawan saat dikonfirmasi, di Bandung, Senin.
Penghentian penerbangan domestik ini, kata dia, dikarenakan keterbatasan armada dari maskapai yang sebelumnya melayani di Bandara Kertajati, yakni Lion Air, Super Air Jet, Citilink, Air Asia, dan Malaysia Airlines. Meskipun dirinya tidak menyangkal okupansi di bandara tersebut rendah.
"Sebelumnya, maskapai seperti Lion Air, Super Air Jet, dan Citilink masih melayani penerbangan domestik rute Denpasar, Balikpapan, dan sebagainya. Namun dikarenakan keterbatasan ketersediaan armada pesawat, maskapai memprioritaskan untuk melayani penerbangan dengan rate okupansi yang lebih tinggi," ujarnya pula.
Meskipun demikian, Deny mengatakan Bandara Kertajati masih melayani satu penerbangan internasional menuju Singapura yang terbang tiap Selasa dan Sabtu oleh maskapai Scoot.
"Saat ini Kertajati melayani penerbangan internasional menuju Singapura tiap hari Selasa dan Sabtu. Meski kondisi seperti ini, seluruh fasilitas di Bandara Kertajati beserta tim personel tetap hadir dalam memberikan pelayanan," ujarnya lagi.
Untuk penerbangan haji, kata dia pula, BIJB Kertajati masih melakukan pelayanan untuk kedatangan. Kloter 1 hingga 7 sudah terlayani, dan sisanya pelayanan kedatangan total 21 kloter sampai Jumat (11/7) mendatang.
Ketua DPRD Jabar Buky Wibawa Karya Goena (Wikagoe) mengatakan BIJB Kertajati haruslah diselamatkan, mengingat infrastruktur tersebut adalah salah satu Proyek Strategis Nasional dan dikelola oleh BUMD Provinsi Jabar, meski dilaporkan kerap mengalami kerugian tiap tahun.
"Oleh karena itu, kita juga harus fokus ke sana. Kita upayakan bagaimana BIJB ini bisa menjadi bandara kebanggaan Jawa Barat. Kita harus upayakan penyelamatan," ujarnya.
