Jakarta (ANTARA) - Analis mata uang Doo Financial Futures Lukman Leong menganggap penguatan nilai tukar (kurs) rupiah dipengaruhi harapan kesepakatan antara Iran dengan Amerika Serikat (AS) dan Israel dalam dua pekan ke depan.
Nilai tukar rupiah pada penutupan perdagangan hari Jumat di Jakarta melemah sebesar 9 poin atau 0,06 persen menjadi Rp16.397 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.406 per dolar AS.
"Rupiah menguat tipis terhadap dolar AS oleh harapan terjadinya kesepakatan antara Iran-AS dan Israel dalam dua pekan ke depan,” ucapnya kepada ANTARA di Jakarta, Jumat.
Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada hari ini juga melemah ke level Rp16.399 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp16.378 per dolar AS.
Mengutip Anadolu Agency, Presiden AS Donald Trump menolak pernyataan The Wall Street Journal bahwa dirinya telah menyetujui rencana serangan AS bersama Israel melawan Iran. Laporan itu menyatakan bahwa Presiden AS sudah menyetujui rencana untuk menyerang Iran, tetapi belum memberikan perintah akhir untuk melaksanakan hal tersebut.
Trump disebut sedang menunggu untuk melihat apakah Iran akan menghentikan program nuklir di Fordo.
Dalam dua pekan ke depan, Trump mengatakan akan membuat keputusan apakah terlibat langsung menyerang Iran atau tak mengizinkan militer AS bergabung dalam perang yang dikobarkan Israel.
Pengumuman tersebut muncul saat Trump menghadapi keretakan internal dalam basis Partai Republik mengenai apakah dirinya harus bergabung dengan kampanye Israel melawan Iran atau tidak.
Tokoh-tokoh terkemuka, termasuk tokoh media Tucker Carlson, ahli strategi Trump Steve Bannon, Senator Rand Paul, dan Anggota Partai Republik Marjorie Taylor Greene telah memperingatkan agar AS tidak terlibat dalam aksi militer langsung.
Banyak yang menyuarakan kritik bahwa keterlibatan langsung akan menyebabkan Trump terjerat dalam intervensi asing yang mengeluarkan biaya mahal, sesuatu yang secara vokal ia tolak saat mencalonkan diri sebagai presiden.