Jakarta (ANTARA) - Sosok yang patut disalahkan atas kegagalan Paris Saint-Germain dalam mengarungi musim kompetisi tentu saja sang Presiden Nasser Al-Khelaifi. Begitu pula sebaliknya, jika kondisi PSG dalam rentetan keberhasilan, Nasser Al-Khelaifi merupakan figur yang harus dipuji.
Nasser Al-Khelaifi merupakan sosok yang tak terbantahkan posisinya dalam mengatur klub asal Paris ini. Sudah banyak pelatih dan pemain yang menjadi korban akan keganasan Al-Khelaifi yang tak pandang bulu untuk bisa mengatur klubnya menjadi penguasa, tidak hanya di tanah Perancis tapi di benua Eropa.
Nasser Al-Khelaifi lewat Qatar Sports Investment merupakan sosok penyelamat PSG yang hampir saja diambang degradasi pada tahun 2011 silam.
Dengan Qatar Sports Investment, Nasser Al-Khelaifi mengambil alih semua saham PSG pada musim 2012 dan menjadikannya pemilik tunggal klub.
Klub yang didanai oleh negara Qatar tersebut mempunyai target untuk bisa menjadi penguasa daratan Eropa yakni memenangkan trofi Liga Champions.
Kebijakan transfer "Galactico"
Di tangan Nasser Al-Khelaifi, PSG menjadi rumah bagi para bintang sepak bola dunia. Sejumlah nama besar selalu didatangkan oleh Nasser Al-Khelaifi untuk bisa memenuhi ambisinya membawa PSG menjadi juara di Eropa.
Nasser Al-Khelaifi telah menggelontorkan miliar dollar Amerika Serikat untuk memboyong pemain-pemain berlabel bintang ke Parc des Princes.

Dengan dana yang besar, PSG mampu menggondol nama-nama pemain mentereng seperti David Beckham, Zlatan Ibrahimovic, Edinson Cavani, Mauro Icardi, Angel di Maria, Thiago Silva, David Luiz, Marco Verrati, Neymar Jr, Kylian Mbappe, Sergio Ramos, hingga Lionel Messi.
Selain pemain, pelatih-pelatih top dunia pun telah menjajal peruntungan untuk menjadi nahkoda PSG yang berambisi menjadi raja Eropa.
Nama-nama pelatih yang sempat mencicipi kursi kepelatihan di era Nasser Al-Khelaifi diantaranya Laurent Blanc, Carlo Ancelotti, Unai Emery, Thomas Tuchel, Christophe Galtier, dan Mauricio Pochettino.
Tapi tak ada satu pun diantara nama-nama tersebut yang mampu membawa PSG menjadi perkasa di Eropa.
Penampilan terbaik PSG di Liga Champions terjadi pada tahun 2022 ketika untuk pertama kalinya menjadi finalis meski harus mengakui ketangguhan Bayern Muenchen dengan skor 0-1.
Kebijakan transfer "Galactico" dengan memboyong pemain bintang nyatanya tak mampu membawa PSG bisa mencapai ambisinya.
Justru kebijakan transfer ini layaknya pisau bermata dua, yang secara finansial membuat PSG terancam terkena sanksi.
Setelah hampir mendekati juara pada musim 2022, PSG langsung mengambil langkah untuk menyatukan tiga megabintang Neymar Jr, Kylian Mbappe, dan Lionel Messi dalam satu skuad.
Nyatanya kebijakan tersebut justru mempengaruhi neraca keuangan klub yang membuat PSG harus rela perlahan melepas satu demi satu mega bintangnya di musim berikutnya.
Pada Juni 2022, Nasser Al-Khelaifi sepertinya telah tertampar akan realita bahwa kebijakan transfer dan projeknya bersama dengan PSG menemui jalan buntu.
Kepada Le Parisien, Nasser Khelaifi menggunakan parafrasa "tidak ada lagi bling-bling " untuk mengatakan bahwa ke depannya tak ada pemain berlabel bintang dalam setiap pergerakan transfer PSG.
Siasat tersebut juga ditempuh demi PSG bisa terhindar dari sanksi aturan finansial fair play yang ditetapkan FFP.
"Kami harus mengganti slogan. Bermimpi besar itu baik, tapi hari ini kami lebih realistis, kami tidak ingin terlalu mencolok, bling-bling lagi, ini adalah akhir dari kilauan itu," ungkap Nasser Al-Khelaifi.
Paradigma baru
PSG mengubah paradigma dalam langkah transfer dengan mengincar pemain potensial, muda, dan sesuai dengan kebutuhan klub.
Kondisi tersebut juga mengubah wajah PSG menjadi sebuah tim yang satu kesatuan, bukan tim dari kumpulan ego dan ambisi pemain bintang.
Kebijakan transfer dengan fokus untuk mendatangkan pemain potensial sekaligus membuat Le Parisiens melakukan peremajaan skuad.
Di musim 2020, PSG mempunyai skuad yang terbilang masuk dalam masa prima dengan rerata pemain berada di usia 28,5 tahun.
Namun nyatanya pemain berpengalaman tersebut tak membuat perubahan signifikan di klub.
Tercatat PSG menjalankan kebijakan transfer peremajaan selama dua musim terakhir dengan membeli pemain yang mempunyai rerata usia 21 tahun.
Kini, tim asuhan Luis Enrique menjadi finalis termuda kedua di final Liga Champions dengan rerata usia 24 tahun 110 hari.
PSG hanya kalah dari skuad muda Ajax Amsterdam yang diasuh Louis van Gaal yang mencapai final pada tahun 1995 dengan rerata usia pemain 23 tahun 336 hari.
Nama-nama pemain muda seperti Desire Doue, Joao Neves, Vitinha, Nuno Mendes, Bradley Barcola, hingga William Pacho menjadi wajah baru yang mengisi sebelas pemain utama PSG pada musim ini.
Kebijakan transfer lainnya yakni melakukan promosi pemain dari akademi ke dalam skuad utama.
PSG melihat potensi dari kota Paris yang merupakan salah satu tempat para pesepakbola besar muncul.
Kini ada enam pemain akademi yang berada dalam skuad yakni Presnel Kimpembe, Ibrahim Mbaye, Axel Tape, Warren Zaire-Emery, Senny Mayulu dan Yoram Zague.
Pemain-pemain muda berbakat tersebut juga lahir dari kebijakan klub pada 2020 silam, yang menggelontorkan 350 juta Euro untuk membangun Kampus PSG di Poissy, Paris.
Ousmane Dembele dan kawan-kawan menunjukkan bahwa mereka merupakan produk kebijakan klub yang sukses dengan bukti bahwa memboyong trofi "Si Kuping Besar" ke kota Paris.
PSG baru saja menghajar Inter Milan lima gol tanpa balas dalam laga final Liga Champions 2025 di Allianz Arena, Muenchen, Minggu.
Kemenangan ini sekaligus mengentaskan dahaga dari Nasser Al-Khelaifi yang telah menanam ambisi juara Eropa sejak pertama kali mengambil alih klub.
Gelar juara Liga Champions ini selain menjadi gelar perdana klub, juga melengkapi rentetan gelar musim ini yang sebelumnya telah diraih.
PSG menjadi tim Perancis pertama yang meraih gelar treble winner yakni juara Liga Champions, Liga Perancis, dan Piala Perancis dalam satu musim yang sama.
Tanpa perubahan paradigma kebijakan transfer dari Nasser Al-Khelaifi, mungkin torehan emas ini hanyalah mimpi belaka bagi PSG dan para pendukungnya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Perubahan paradigma Nasser Al-Khelaifi antarkan PSG "treble winner"