Antarajabar.com - Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan atau Aher menyatakan optimistis pada dua tiga tahun mendatang Jabar mampu menjadi penghasil kopi terbesar di Indonesia mengalahkan Provinsi Aceh.
"Kalau sekarang daerah penghasil kopi terbesar atau yang pertama itu Aceh, tapi Insha Allah dengan kerja keras dan berbagi upaya Jawa Barat dalam jangka waktu dua hingga tiga tahun lagi menjadi penghasil kopi terbesar di Indonesia," kata Ahmad Heryawan, di Bandung, Selasa.
Ditemui usai menghadiri acara "Pembagian 2 Juta Benih Kopi Kepada 130 Kelompok Tani", di Gedung Negara Pakuan Bandung, ia menuturkan salah satu upaya untuk meningkatkan produktivitas kopi di Jawa Barat ialah dengan pembagian bibit tanaman kopi gratis kepada para petani.
"Alhamdulillah, hari ini, Pemprov Jawa Barat melalui Dinas Perkebunan membagikan 2 juta benih kopi kepada 130 kelompok tani dari 11 kabupaten di Jawa Barat," kata dia.
Secara simbolis, Aher menyerahkan 2 juta benih kopi kepada 11 kabupaten penerima. Kabupaten Bandung menerima 457.750 benih, Bandung Barat (183.500), Garut (349.900), Tasikmalaya (112.500).
Kemudian kepada Kabupaten Ciamis (52.000), Majalengka (111.250), Sumedang (428100), Subang (12.000), Cianjur (113.500), Sukabumi (84.800), dan Kabupaten Bogor (94.700 benih). Dua juta benih kopi ini telah disertifikasi terakhir tanggal 22 Desember 2016.
"Dengan keunggulan yang dimiliki, kopi Jawa Barat bisa memiliki nilai ekonomi dan manfaat konservasi atau penghijauan untuk kawasan lahannya," kata dia.
Aher mengungkapkan, dengan nilai ekonomi yang tinggi kopi bisa menjadi sumber peningkatan pendapatan para petani.
"Ini bisa jadi trigger kesejahteraan para petani kita. Yang kedua, bisa jadi konservasi. Kita dorong masyarakat yang biasanya pada tanah miring tanam tanaman semusim, sekarang kita dorong supaya yang ditanam itu tanaman koservasi. Satu diantara jenis tanaman konservasi yaitu tanaman kopi," kata dia.
Aher menambahkan, ke depan harus dilakukan pula pengembangan untuk jenis tanaman kopi ini dan contohnya adalah tanaman kopi yang dipadukan dengan pemeliharaan Tawon.
"Belum ada kan madu kopi, padahal kopi kita panen dua kali setahun. Ini akan sangat bagus kalau kemudian kopi dipadukan dengan pemeliharaan Tawon untuk produksi madu," kata dia.
Sementara itu Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Arief Santosa menjelaskan bahwa sertifikasi ini penting karena menurutnya hal tersebut bisa meningkatkan produktivitas, mutu hasil tanam, serta daya saing produknya.
"Selain itu, harus didukung pula oleh teknik budi daya yang baik (good agricultural practise) melalui pemberian sarana produksi yang tepat, sesuai dengan penerapan sistem manajemen usaha tani yang baik pula," kata dia.
Menurut dia, pada 2014 Pemprov Jawa Barat telah menyerahkan 1 juta benih kopi kepada 42 kelompok tani di enam kabupaten.
Sedangkan pada 2015 Pemprov Jabar juga menyerahkan 2 juta benih kopi kepada 65 kelompok tani di 11 kabupaten, sehingga pada 2016 ada peningkatan jumlah kelompok penerima hingga 100 persen.
"Sementara pada 2017 nanti Pemprov Jawa Barat menargetkan kembali membagikan 5 juta benih kopi, sehingga total dari 2014 hingga 2017 ada 10 juta benih kopi yang dibagikan," kata dia.
Arief menjelaskan kopi yang dibagikan pada tahun ini merupakan jenis kopi unggul Arabika dengan dua jenis varietas.
Pertama, benih kopi varietas Sigara Lembang yang bisa ditanam di atas ketinggian 1.200 meter di atas permukaan laut (dpl), dan kedua, varietas Lini S795 yaitu jenis tanaman kopi diperuntukan ditanam di ketinggian 700 - 1.200 meter dpl.
"Dengan adanya penambahan 2 juta benih pohon ini, maka diperkirakan luas lahan tanaman kopi di Jawa Barat seluas 37.265 hektare. Sedangkan potensi lahan yang cocok untuk tanaman kopi di Jawa Barat bisa mencapai 50.000 atau maksimal 200.000 hektare," kata dia.
Aher Optimis Jabar Jadi Penghasil Kopi Terbesar
Rabu, 28 Desember 2016 8:45 WIB