Jakarta (ANTARA) - Tim peneliti dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) berhasil mengidentifikasi dan mendeskripsikan spesies baru Kadal Buta (Dibamus oetamai) yang endemik di Pulau Buton, Sulawesi Tenggara (Sultra).
Peneliti Ahli Madya Pusat Riset Biosistematika dan Evolusi BRIN Awal Riyanto melalui keterangan di Jakarta, Rabu, mengungkapkan Kadal Buta merupakan reptil fosorial (hidup di dalam tanah) yang memiliki tubuh seperti cacing, mata yang terdegenerasi, dan tidak memiliki kaki pada betina (jantan memiliki kaki vestigial berbentuk flap).
"Genus ini tersebar luas dari Asia Tenggara hingga Papua Nugini, tetapi banyak spesiesnya masih kurang dipelajari karena kelangkaan spesimen dan kebiasaannya yang tersembunyi," katanya.
Selama ini, kata Awal, Dibamus novaeguineae dianggap sebagai spesies yang tersebar luas di Indonesia, termasuk Papua, Maluku, Sulawesi, dan Nusa Tenggara. Namun, penelitian morfologi dan biogeografi terbaru mengungkap bahwa populasi di Pulau Buton memiliki ciri khas yang membedakannya dari spesies lain dalam genus ini.
Spesies ini diberi nama Dibamus oetamai, sebagai penghormatan kepada Jakob Oetama yang telah berkontribusi besar bagi dunia jurnalisme Indonesia, dengan nama lokal yang diusulkan adalah Kadal Buta Buton.
"Jurnalis kritis bertanya, mencari fakta, dan menyiarkan kebenaran apapun hasilnya. Curiosity energi peneliti untuk himpun dan analisis data demi menemukan kebenaran, pun terkadang bisa salah, namun pantang berbohong," ujarnya.
Awal mendeskripsikan spesies ini memiliki ukuran tubuh berupa panjang moncong-ke-vent (SVL) maksimum 145,7 mm, dengan sisik kepala tidak memiliki sutur rostral medial dan lateral, frontal lebih besar daripada frontonasal.