Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Indonesia bersama bersama beberapa mitra internasional menandatangani kesepakatan finalisasi pembiayaan (financial close) untuk Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung Saguling di Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat.
Penandatanganan kesepakatan ini dilakukan oleh para mitra utama, yakni PT Indo ACWA Tenaga Saguling selaku pengembang, PLN Indonesia Power, serta DEG lembaga pembiayaan dari Jerman, Proparco dari Prancis, hingga Standard Chartered dari Inggris.
“Investasi pada PLTS Terapung Saguling bukan sekadar proyek pembangkit listrik tenaga surya. Ini adalah simbol semangat kolaboratif antara Pemerintah Indonesia, komunitas internasional, dan sektor swasta untuk mempercepat transisi menuju energi bersih sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan," kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam acara penandatanganan financial close Proyek PLTS Terapung Saguling di Jakarta, Selasa.
Sebagaimana diketahui, PLTS terapung yang dibangun di atas Waduk Saguling seluas 95 hektare itu ditargetkan mulai beroperasi pada pertengahan 2026.
PLTS Saguling bakal memiliki kapasitas 60 MWac (Mega Watt Alternating Current) dengan total investasi 104,95 juta dolar AS.
Duta Besar Prancis untuk Indonesia Fabien Penone mengatakan Proparco, anak usaha untuk sektor swasta dari Badan Pembangunan Prancis (AFD) telah menyetujui komitmen pembiayaan 450 juta euro atau sekitar Rp8,61 triliun untuk proyek transisi energi melalui skema JETP.
“Badan Pembangunan Prancis (French Development Agency) telah menyetujui 450 juta euro dari total komitmen sebesar 500 juta euro,” ujar Fabien.