Bandung (ANTARA) - Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Dirkrimsus) Polda Jawa Barat meminta masyarakat untuk lebih waspada saat menukarkan uang, terutama di tempat-tempat yang tidak resmi seperti di pinggir jalan.
Dirkrimsus Polda Jabar, Kombes Ade Sapari, menyarankan agar masyarakat menukarkan uang hanya di lembaga resmi seperti perbankan atau Kantor Bank Indonesia (BI) guna menghindari potensi peredaran uang palsu dan tindak penipuan.
"Jangan coba ke yang tidak dikenal pinggir jalan karena kemungkinan bisa jadi korban penipuan. Masyarakat bisa ke bank terdekat baik bank nasional ataupun daerah," kata Ade di Bandung, Kamis.
Meski hingga pekan ketiga Ramadhan 2025 belum ada laporan resmi terkait peredaran uang palsu, Ade meminta masyarakat untuk segera melapor jika mengalami atau menemukan kejadian tersebut.
“Sampai saat ini belum ada laporan penipuan. Kalau pun ada yang melaporkan kami kembangkan,” kata Ade.
Sementara itu, Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Jawa Barat telah menyiapkan uang tunai sebanyak Rp14,5 triliun dalam program Semarak Rupiah Ramadan dan Berkah Idul Fitri (Serambi) 2025.
Kepala BI Jabar Muhamad Nur menyebut jumlah ini meningkat 10 persen dibandingkan tahun sebelumnya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat selama Ramadhan dan Idul Fitri.
“Jumlah tahun ini lebih tinggi 10 persen dari kebutuhan masyarakat yang dipenuhi pada layanan Serambi tahun 2024," katanya.
Nur menjelaskan untuk mempermudah penukaran uang, BI Jabar bersama perbankan menyediakan layanan penukaran di 310 titik yang tersebar di 27 kabupaten/kota.
Dalam layanan ini, masyarakat dapat menukar uang dalam bentuk paket senilai Rp4,3 juta yang terdiri dari pecahan Rp50.000 hingga Rp1.000. Penukaran tidak hanya dilakukan secara tunai, tetapi juga bisa menggunakan QRIS atau kartu debit melalui mesin Electronic Data Capture (EDC) di perbankan.