Kabupaten Cirebon (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, mempercepat proses merger dua bank perekonomian rakyat (BPR) milik daerah yakni Bank Kredit Cirebon (BKC) dan Bank Cirebon Jabar (BCJ) yang ditargetkan selesai paling lambat 2027.
“Merger ini dilakukan untuk memenuhi amanat Undang-undang Nomor 4 Tahun 2023 tentang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (P2SK),” kata Kepala Bagian Perekonomian dan SDA Setda Kabupaten Cirebon Dadang Priyono di Cirebon, Senin.
Ia mengatakan setelah merger, entitas baru ini diperkirakan memiliki aset lebih dari Rp1 triliun, yang nantinya dapat meningkatkan daya saing di industri perbankan daerah.
Dadang menjelaskan penggabungan kedua BPR ini bukan karena masalah kesehatan keuangan, melainkan sebagai kewajiban regulasi yang mengatur satu Kuasa Pemilik Modal (KPM) atau pemerintah daerah hanya memiliki satu BPR.
“Saat ini, proses merger masih dalam tahap kajian dan supervisi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) serta Bank Indonesia (BI),” katanya.
Ia menyampaikan proses tersebut mencakup berbagai aspek, termasuk penyatuan sistem, sumber daya manusia, serta integrasi budaya kerja kedua BPR yang memiliki karakteristik berbeda.
Dadang mengakui terdapat tantangan dalam menggabungkan sistem perbankan yang berbeda, namun pihaknya optimistis dengan bimbingan dari OJK dan BI, proses tersebut dapat berjalan lancar.
“Selain itu, aspek kepemilikan saham menjadi perhatian utama dalam merger ini,” ujarnya.
Dadang menuturkan saat ini, BKC sepenuhnya dimiliki oleh Pemkab Cirebon, sementara BCJ dimiliki oleh Pemkab Cirebon sebesar 55 persen dan Pemprov Jabar sekitar 45 persen.
Menurut dia, keputusan terkait struktur kepemilikan pascamerger akan ditentukan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
Ia menekankan pada prinsipnya, keputusan ini harus mempertimbangkan kepentingan daerah dan keberlanjutan bank hasil merger.
“Masih ada beberapa skenario yang kami kaji, apakah Pemkab Cirebon akan mengambil alih 45 persen saham milik Pemprov Jabar atau ada keputusan lain dalam RUPS nanti,” ungkapnya.
Dia menambahkan bahwa penggabungan ini juga ditargetkan untuk memperkuat kapasitas permodalan, memperluas jangkauan layanan, serta meningkatkan inovasi produk keuangan.
“Dengan aset yang lebih besar dan sistem yang lebih solid, kami berharap bank hasil merger ini dapat memberikan layanan perbankan yang lebih baik kepada masyarakat, terutama dalam hal kredit bagi UMKM,” ucap dia.