"Balance-nya tiap orang tuh udah beda-beda. Harus tahu kebutuhan (porsi makan) minimum dan maksimum teman-teman tuh seperti apa. Jadi nanti tahu kalau kelebihan harus apa dan kalau kekurangan harus apa. Itu namanya balance diet," katanya.
Lebih lanjut dia mengatakan diet pada dasarnya adalah tentang menemukan pola makan yang sesuai dengan kebutuhan tubuh. Sehingga kebutuhan diet setiap individu sangat berbeda-beda.
Dia mencontohkan misalnya ada orang yang tidak bisa makan berat di pagi hari, sementara ada juga orang yang merasa pusing jika tidak makan berat di pagi hari.
"Diet itu pada dasarnya adalah mencari pola, yang kemudian bisa kita ikuti jalani sehari-hari. Artinya diet itu sifatnya personalized, no one eats for all, di mana setiap orang punya pola yang berbeda-beda," kata dia.
Adapun menjalani diet tidak nyaman bisa menyebabkan risiko salah satunya stres eating, yang merupakan kecenderungan seseorang untuk mengalihkan rasa yang menyebabkan stres dengan makan berlebih.
Menurut Dokter Mulianah stres eating sering terjadi ketika seseorang merasa dietnya terlalu membatasi dan tidak menyenangkan. Diet tidak nyaman juga salah satunya karena mengikuti teman, meskipun diri sendiri tidak menikmati jenis diet tersebut.
"Stres eating itu salah satunya dietnya tidak nyaman. Misalnya mungkin terlalu limitation (pembatasan) diet yang berlebihan, terlalu takut," ucap dia.
"Kalau orang terlalu restriktif diet, dietnya gak nyaman, gap hunger (kelaparan) atau gap trapping-nya jadi tinggi, sehingga hormon stres-nya jadi tinggi juga. Hormon stres relatifnya ke hormon lapar," lanjutnya.
Baca juga: Waspadai diet tak nyaman bisa sebabkan risiko stres eating
Baca juga: Waspadai "sindrom Yo-yo" akibat jalani diet tak sehat
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Dokter gizi bagikan kiat untuk jalani diet nyaman
