Jakarta (ANTARA) - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyatakan rencana penghentian produksi pabrik Sanken Indonesia di Kawasan Industri MM 2100, Cikarang, Bekasi bukan karena iklim usaha di Indonesia melainkan keputusan dari induk perusahaan (mother company) di Jepang.
"Jadi sebenarnya yang perlu kami tekankan, penghentian lini produksi Sanken Indonesia ini bukan karena iklim usaha di Indonesia, tapi lebih pada kebijakan manajemen yang ada di Jepang," kata Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin, Setia Diarta di Jakarta, Jumat.
Dijelaskan dia, perusahaan tersebut memproduksi switch mode power supply dan transformator, serta bukan merupakan bagian dari Sanken Argawidja Tangerang yang memproduksi barang elektronik dan peralatan rumah tangga.
"Adapun produk yang dihasilkan PT Sanken Indonesia adalah swicth mode power supply dengan kapasitas produksi sebesar 3,95 juta piece per tahun dan transformator dengan kapasitas produksi mencapai 4,32 juta piece per tahun. Pangsa pasar mereka untuk sektor otomotif dan elektronik,” katanya.
Lebih lanjut, ia mengatakan terkait proses transisi pekerja yang tercatat lebih dari 457 orang, pihak perusahaan sudah mempersiapkan hal tersebut sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Selain itu, perusahaan juga sudah melakukan pembekalan wirausaha terhadap karyawan, serta menawarkan ke perusahaan penanaman modal asing (PMA) asal Jepang lain untuk melakukan penyerapan tenaga kerja.
"Kami mendapat laporan, perusahaan telah bernegosiasi dengan karyawan untuk penyelesaian pesangon dan hak lainnya sebagaimana yang telah diatur oleh Undang-Undang Ketenagakerjaan,” kata dia.
Dirjen ILMATE juga menyebutkan, beberapa alasan PT Sanken Indonesia akan menghentikan operasional produksinya. Pertama, tidak ada dukungan pemutakhiran desain dan teknologi dari induk perusahaan di Jepang akibat penjualan divisi terkait.
“Pada periode tahun 2017 – 2019, divisi terkait power supply dan transformator di perusahaan induk dijual kepada grup perusahaan lain di Jepang, namun kepemilikan PT Sanken Indonesia tidak ikut berpindah sehingga berakibat tidak ada lagi dukungan pemutakhiran desain dan teknologi produk terhadap PT. Sanken Indonesia dari perusahaan induk di Jepang,” ungkapnya.
Alasan kedua, yaitu perusahaan tidak mampu bersaing untuk menyesuaikan dengan produk-produk baru.
“Perusahaan terus mengalami kerugian. Kerugian ini juga menjadi perhatian mengingat produk PT Sanken Indonesia tidak lagi menjadi bisnis utama Sanken Electric yang fokus kepada pengembangan produk semikonduktor,” lanjut dia.
Sebelumnya, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengatakan pabrik industri peralatan listrik lainnya, Sanken Indonesia yang berlokasi di kawasan industri MM2100, Cikarang, Jawa Barat, berencana menghentikan produksinya pada Juni 2025.
Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin, Setia Diarta mengatakan berdasarkan informasi yang disampaikan perusahaan dalam online single submission (OSS), perusahaan tersebut berencana menutup basis produksinya pada pertengahan tahun.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Kemenperin pastikan Sanken Cikarang tutup bukan karena iklim usaha