Hamilton, Kanada (ANTARA) - Wakil Sekretaris Jenderal PBB untuk Operasi Perdamaian, Jean-Pierre Lacroix, menyebut gencatan senjata antara Lebanon dan Israel sebagai situasi yang "rapuh" dan mendesak militer Israel untuk segera menarik diri dari wilayah Lebanon.
“Penghentian permusuhan antara Lebanon dan Israel, meski rapuh, tapi masih bertahan,” ujar Lacroix dalam rapat Dewan Keamanan PBB.
Lacroix mencatat komitmen pemerintah Lebanon untuk mempertahankan kesepakatan gencatan senjata dan menegaskan bahwa Pasukan perdamaian sementara PBB di Lebanon (UNIFIL) akan terus mendukung kedua pihak.
“Penempatan lebih lanjut Pasukan Bersenjata Lebanon (LAF) bergantung pada penarikan Pasukan Pertahanan Israel (IDF),” katanya.
Lacroix menyambut rencana penarikan bertahap IDF yang disusul penempatan LAF.
Namun, ia menyoroti bahwa dengan hanya 10 hari tersisa hingga akhir periode 60 hari yang ditentukan untuk penarikan, Israel masih melakukan penghancuran terowongan, bangunan, dan lahan pertanian.
“Beberapa serangan udara juga dilaporkan, begitu pula pelanggaran ruang udara Lebanon yang terus berlangsung,” tambahnya.
Lacroix menyatakan bahwa keberadaan militer Israel di wilayah Lebanon merupakan pelanggaran terhadap Resolusi Dewan Keamanan PBB 1701, yang mengakhiri perang tahun 2006 di Lebanon.