Bandung (ANTARA) - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mendorong industri farmasi di tanah air mengembangkan dan memproduksi obat asli Indonesia.
Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Taruna Ikrar mengungkapkan potensi besar dalam pengembangan obat tradisional berbasis herbal dinilai mampu meningkatkan daya saing Indonesia di kancah internasional.
"Obat asli Indonesia jumlahnya 17.200 lebih yang terdaftar di BPOM sekarang. Tapi yang dikembangkan untuk menjadi obat herbal terstandar baru 97. Berarti peluang kerja, peluang pengembangan masih sangat besar, ada ribuan," kata Taruna usai berkunjung ke PT Cendo Pharmaceutical Industries di Bandung, Kamis.
Ia menegaskan bahwa Indonesia memiliki kekayaan sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan untuk memproduksi obat herbal terstandar hingga menjadi obat fitofarmaka.
Dia mencontohkan kesuksesan Tiongkok dengan Traditional Chinese Medicine (TCM) yang telah mendunia. Ia menilai Indonesia dapat mengikuti jejak tersebut dengan memanfaatkan keanekaragaman hayati Nusantara.
“Peluang pengembangan masih sangat besar. Masih ribuan dan yang naik kelas menjadi obat fitofarmaka setingkat obat dari obat tradisional ini itu baru 21 item,” katanya.
Dalam kunjungannya ke pabrik obat mata PT Cendo Pharmaceutical Industries Bandung, Taruna juga mendorong adanya ekspor, karena akan berdampak pada harga obat di dalam negeri bisa lebih terjangkau serta mendukung program pemerintah dalam menurunkan harga obat.