Ankara dan Damaskus, Suriah (ANTARA) - Kekuasaan 61 tahun Partai Baath di Suriah tumbang pada Minggu (8/12) setelah ibu kota Damaskus lepas dari kendali rezim Assad.
Partai Sosialis Arab Baath pertama kali berkuasa di Suriah pada 1963 melalui kudeta militer.
Pada 1970, Hafez al-Assad, ayah dari Bashar al-Assad, penguasa Suriah yang baru saja terguling, mengambil alih kekuasaan melalui kudeta internal partai dan menjadi presiden pada 1971.
Setelah kematian Hafez al-Assad pada tahun 2000, Bashar al-Assad melanjutkan kepemimpinan rezim Baath.
Namun, kekuasaan Assad dan rezim Baath berakhir hari ini, ketika kelompok anti-rezim berhasil memasuki Damaskus, menandai puncak serangkaian perkembangan dramatis sejak akhir bulan lalu.
Gelombang protes rakyat yang menuntut kebebasan dimulai pada 2011, tetapi rezim Assad merespons dengan kekerasan terhadap para aktivis yang menyerukan perubahan.
Tindakan represif tersebut, yang menewaskan ribuan orang, memicu perang saudara di Suriah.
Meski kelompok oposisi bersenjata melancarkan perjuangan panjang, rezim Assad menolak menyelesaikan konflik melalui jalur diplomasi atau damai, meski mendapat tekanan internasional, termasuk dari aktor-aktor regional.