Antarajabar.com - Pesawat transport nasional N219 yang dirilis dengan spirit "Dari Indonesia Untuk Indonesia" tampil perdana yang digelar di Hanggar PT Dirgantara Indonesia di Jalan Pajajaran Kota Bandung, Kamis.
"Saya menyambut baik pengembangan N219 oleh industri penerbangan dalam negeri. N219 hadir dari Indonesia untuk Indonesia," kata Presiden Joko Widodo dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan oleh Menteri Politik Hukum dan Keamanan Luhut Binsar Panjaitan pada penampilan perdana pesawat itu.
Acara itu awalnya akan dihadiri langsung oleh Presiden RI Joko Widodo yang rencananya juga akan memberikan nama bagi pesawat N219, namun mewakilkan kepada Menkopolhukkam untuk menghadiri peristiwa bersejarah bagi dunia penerbangan nasional itu.
Hadir pada kesempatan itu Kepala Staf TNI AU Agus Supriatna, Kapolri Jenderal Pol Badrodin Haiti, Kepala Lapan Prof Dr Thomas Djamaludin, Dirut PTDI Budi Santoso dan Gubernur Jabar H Ahmad Heryawan.
Dalam sambutan tertulisnya, Presiden juga mendorong agar industri pesawat transport nasional yang karya anak bangsa itu untuk selain bisa mempercepat konektivitas daerah terpencil juga bisa bersaing dan menembus pasar dunia.
Presiden menyatakan kehadiran pesawat terbang N219 juga diharapkan bisa mempercepat konektivitas dan menghubungkan Nusantara. Pesawat itu juga memperkuat visi kompetisi dunia penerbangan.
Lebih lanjut disebutkan pesawat multi fungsi N219 itu dari Indonesia untuk Indonesia yang dirancang dan disesuaikan dengan kondisi landasan udara di Indonesia timur. Menghubungkan daerah terpencil di Indonesia secara efesien dan harga bersaing.
Pada amanatnya Presiden mendorong semua fihak untuk memberikan dukungan dan perhatian dengan cermat bagi N219. Masukan dan koordinasi terus dilakukan dengan PTDI sehingga perusahaan dirgantara nasional itu terus menghasilkan produk pesawat yang baik dan aman.
Penampilan perdana pesawat yang dicat putih itu ditandai dengan pemecahan kendi oleh Menkopolhukkam. Pesawat hasil karya insinyur Lapan dengan PTDI itu kemudian ditarik keluar hanggar diiringi dengan lagu Padamu Negeri.
Pada kesempatan itu juga dipamerkan pesawat karya PTDI lainnya yakni CN-235, N250 dan N212.
Kegiatan penampilan perdana N219 menandai bahwa prototipe pesawat itu telah selesai dikerjakan rancang bangun dan strukturnya serta siap diperkenalkan kepada publik secara utuh. Pesawat N219 merupakan pesawat berpenumpang 19 orang.
Kepala Lapan Prof Dr Thomas Djamaludin mengatakan penampilan perdana dan pemberian nama pesawat N219 memiliki dua pokok penting yakni pengembangan N219 bertujuan untuk membangun kemandirian industri pesawat terbang serta menjadi bagian dari kebangkitan kembali industri pesawat terbang nasional setelah Indonesia meluncurkan produk N250 pada 1995 yang menjadi awal dari ke bangkitan nasional.
Thomas menjelaskan pesawat N219 bertujuan membangun sumber daya manusia yang kuat, yang menguasai teknologi penerbangan mulai dari rancang bangun, proses sertifikasi hingga produksi.
"Tujuan utamanya untuk membangun kemandirian dalam industri penerbangan," katanya.
Meski tergolong pesawat kecil, namun kesederhanaan desain dan kompleksitas yabg tidak terlalu tinggi, N219 dapat dijadikan pembelajaran bagi para insinyur Lapan dan PTDI ini mampu menghasilkan pesawat transport yang sepenuhnua dirancang dan diproduksi oleh putra-putri Indonesia.
"Pesawat ini dirancang sesuai dengan kondisi daerah terpencil di -ndonesia, sehingga ditujukan untuk konektivitas daerah-daerah terpencil," katanya.
Pesawat itu bisa landing atau mendarat di landasan yang pendek dan terbang pada topografi yang berbukit, seperti medan di kawasan Papua.
Pesawat itu menurut Thomas menjawab permasalahan di wilayah itu, mampu terbang dengan landasan kurang dari 800 meter dan mampu bermanuver di daerah berbukit.
"Dengan demikian N219 cocok untuk konektivitas daerah terpencil," katanya.
Pada kesempatan itu, ia menyebutkan rancang bangun dan produksinya dilakukan seratus persen oleh engginer dalam negeri.