Antarajabar.com - Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Barat mencatat ada empat macan tutul di Bandung, Garut, dan Ciamis yang ke luar hutan untuk mencari makan akibat habitatnya sudah terganggu.
"Terdapat empat kejadian macan tutul turun gunung dan memakan hewan ternak milik warga," kata Kepala BBKSDA Jabar Sylvana Ratina kepada wartawan di Garut, Rabu.
Ia mengatakan empat macan yang turun gunung itu satu di antaranya tewas karena diracun oleh warga, sedangkan sisanya diamankan petugas BKSDA untuk mendapatkan perawatan.
Menurut dia banyaknya satwa yang dilindungi itu ke luar dari hutan karena habitatnya sudah terganggu hingga akhirnya mencari makan di luar hutan.
"Banyak yang turun itu berarti habitatnya terganggu," katanya.
Ia menyebutkan empat kejadian macan ke luar hutan itu, pertama macan tutul dari Gunung Sawal yang diamankan warga pada Agustus 2015, selanjutnya dibawa ke Taman Satwa Cikembulan, Garut, untuk dirawat sebelum dilepasliarkan ke hutan.
"Macan tutul yang di Ciamis sudah siap untuk dilepasliarkan, hanya saja lokasi pelepasliaran masih dikaji, karena belum tentu masyarakat mau menerima," katanya.
Selanjutnya kejadian ke dua di kawasan hutan Kawah Putih, Bandung, satu ekor anak macan berhasil ditangkap warga kemudian diserahkan kepada petugas berwenang.
Kejadian ke tiga di Kecamatan Cikelet, macan tutul dewasa tewas karena diracun oleh warga.
"Di Kecamatan Cikelet macan tutul diracun oleh warga hingga tewas karena sudah memangsa 19 ekor kambing," katanya.
Selanjutnya penemuan anak macan di kawasan kebun milik warga Gunung Sawal, Kabupaten Ciamis.
"Kondisi macan tutul yang baru ini buta dan lemas karena tak bisa mencari makan, saat ini sedang dirawat di Cikembulan," katanya.
Ia berharap warga yang menemukan macan atau satwa liar lainnya untuk segera melaporkan kepada petugas berwenang.
"Jangan sampai satwa dibunuh karena hewan dilindungi," katanya.