Akan tetapi, katanya, banyak penelitian saat ini yang menemukan bahwa sistem pendidikan di Indonesia perlahan-lahan berpotensi membunuh rasa ingin tahu anak di samping membunuh imajinasi pada anak.
Tak hanya soal imajinasi dan rasa ingin tahu, Novi menyebutkan, bahwa keberagaman menjadi kodrat manusia yang juga perlu untuk dijaga.
Ia mengingatkan bahwa manusia pada dasarnya akan menemukan potensi terbaiknya apabila tidak ada keseragaman.
Belajar dari negara-negara maju, ia mengatakan, bahwa sistem pendidikan di negara lain justru lebih banyak membuka ruang dialog sehingga guru memiliki kesempatan untuk mengenali setiap anak dengan berbeda.
Melalui dialog, ujar dia, maka kesadaran diri dan potensi terbaik pada anak akan muncul.
“Kecerdasan-kecerdasan tinggi milik manusia seperti creative thinking, critical thinking, dan analytical thinking itu akan muncul kalau kodrat manusia itu dikembangkan. Ketika tiga kodrat manusia itu tidak pernah dikembangkan, maka jangan harap advance thinking system-nya bakal terlatih dengan baik,” kata Novi.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Psikolog: Beri ruang imajinasi anak agar kemampuan berpikir terlatih