Antarajabar.com - Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan meraih penghargaan Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Nasional Tahun 2015 yang diserahkan Menteri Ketenagakerjaan M Hanif Dhakiri.
Siaran pers Biro Humas Protokol dan Umum Setda Pemprov Jawa Barat di Bandung, Jumat menyebutkan, penghargaan diserahkan Hanif kepada Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar di Jakarta, Kamis (10/9) malam.
Penghargaan Pembina K3 ini diberikan kepada para kepala daerah yang berhasil menekan angka kecelakaan kerja (zero accident) di daerahnya masing-masing.
Penghargaan tersebut diperoleh berdasarkan hasil evaluasi tingkat pusat dengan mempertimbangkan pelaksanaan uji petik berdasarkan laporan lembaga audit SMK3 (Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja).
Selain hak dasar bagi setiap pekerja, dan kewajiban utama bagi para pelaku industri, K3 juga ditujukan untuk menjamin kesehatan dan keselamatan warga di sekitar lokasi kerja industri.
Berdasarkan hal tersebut, Kemnaker mengangkat tag line baru dalam rangka sosialisasi K3, yaitu 'Safety is my life' selain 'Saya pilih selamat' yang telah dicanangkan tahun sebelumnya. Dengan harapan, K3 akan menjadi budaya, perilaku selamat yang senantiasa tercermin di kehidupan sehari-hari.
Wagub Jawa Barat Deddy Mizwar menilai dunia industri, para pekerja, termasuk pemerintah, harus membangun koordinasi dan integrasi yang baik, layaknya membangun sebuah mitra.
Ia mengatakan SMK3 juga merupakan investasi untuk meningkatkan produktifitas sehingga sistem manajemen ini diperlukan untuk mencegah dan mengurangi terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja, untuk menjamin setiap sumber produksi dapat dipergunakan secara aman, sehingga proses produksi pun dapat berjalan lancar.
"Jadi, para dunia usaha, industri, dan juga para pekerja atau buruh itu mitra, bahkan kalau dalam kaitan SMK3 ini, justru merupakan investasi, keselamatan dan kesehatan kerja, jadi investasi dunia usaha untuk meningkatkan produktifitas, aaya kira ini sangat penting," kata Deddy.
"Dan satu lagi tadi, yang buat saya tersentuh, bagaimana juga mencegah HIV/AIDS di kalangan pekerja, dalam konteks kesehatan dan keselamatan kerja," lanjut dia.
Menurut dia, hal ini sudah terdeteksi sehingga tinggal bagaimana mencegah itu lebih lanjut.
"Ya kalau tidak ada satu sistem manajemen baginya, jadi bukan sekedar hanya asuransi, atau perlindungan, keselamatan, tapi juga sebuah sistim manajemen yang bisa mengawasi keselamatan dan kesehatan termasuk tadi HIV/AIDS, kalau itu sudah masuk, itu jelas-jelas produktifitas yang sangat parah. Bukan saja keselamatan kesehatan, ada ketakutan kerja nanti. Saya bilang K4, tambah ketakutan kerja," katanya.