Diketahui, lahan seluas 20 hektare dari total 216 hektare perhutanan sosial dialokasikan untuk penanaman kopi robusta tersebut. Sisa lahan akan ditanami durian, alpukat, dan mangga untuk menjaga stabilitas pendapatan petani saat harga kopi berfluktuasi.
Program itu melibatkan kolaborasi antara Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dengan Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, PT Riset Perkebunan Nusantara (PT RPN).
Upaya tersebut juga diperkuat dengan dukungan teknologi dan klon kopi unggul untuk meningkatkan produktivitas petani kopi di Gunung Pakuan.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Wapres dukung ekosistem kopi berkelanjutan di Gunung Pakuan