Sekelompok peneliti, teknisi dan seniman Kota Bandung bekerjasama menciptakan angklung robot alias "Klungbot" yang dapat dimainkan otomatis membawakan sejumlah lagu sesuai kehendak penggunanya dengan bantuan komputer.
"Angklung ini terhubung dengan program komputer sehingga dapat membunyikan musik otomatis, mulai dari lagu-lagu Sunda, lagu-lagu pahlawan, hingga lagu barat sudah tersedia di dalam program," kata salah satu teknisi sekaligus tim marketing Klungbot, Seno Nugroho di Bandung, Rabu.
Ia mengatakan lagu-lagu sesuai kehendak penggunanya dapat dimasukan ke dalam program Klungbot melalui aransemen khusus yang dapat dibaca oleh sistem. kemudian program tersebut akan menggerakan seperangkat angklung yang bentuknya tak jauh berbeda dari angklung biasa.
"Untuk memasukan nada, bisa melalui kibor, komputer, android dan yang terbaru melalui gerakan tangan," katanya.
Melalui webcam, pengguna dapat menggerakan tangan sesuai dengan sandi-sandi yang telah diciptakan untuk melambangkan masing-masing nada.
Ide awal Klungbot terinspirasi dari keseharian anak dosen fisika ITB sekaligus penemu Klungbot, Eko Mursito, yang setiap hari melewati Saung Angklung Udjo untuk menuju rumahnya.
"Karena anak Pak Eko setiap hari lewat Saung Udjo, lama-lama terpikirkan ide untuk membuat angklung otomatis. Awal mengembangkan angklung ini sejak tahun 2010," katanya.
Tim pembuat Klungbot, Seno mengatakan, terdiri dari teknisi laboratorium fisika ITB, para mahasiswa dan dosen, hingga seniman Saung Angklung Udjo.
"Kami meneliti sejak tahun 2010, dan masih akan terus mengembangkan Klungbot," kata dia.
Hingga saat ini, ia mengatakan, Klungbot telah diproduksi untuk keperluan komersial dengan mayoritas konsumen adalah restoran. Sebagian besar pembeli, kata dia pengelola restoran, mulai dari Medan hingga Bali, termasuk juga Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan.
Satu unit Klungbot dijual mulai dari Rp15 juta hingga Rp25 juta. Ia berharap kreasi dan inovasi di sektor kreatif terus berkembang dan dikembangkan oleh generasi muda.
"Seperti klungbot, awalnya angan-anan, namun selanjutnya bisa dikembangkan seperti saat ini," kata Seno menambahkan.