Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa diperkirakan bergerak sideways (mendatar) seiring adanya sentimen domestik dan global.
IHSG dibuka menguat 12,12 poin atau 0,16 persen ke posisi 7,706,64. Sementara itu, kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 naik 2,48 poin atau 0,26 persen ke posisi 952,85.
"IHSG berpotensi bergerak sideways, dengan level support 7.600 sampai 7.660 dan level resistance 7.720 sampai 7.750," ujar Head of Research Retail BNI Sekuritas Fanny Suherman di Jakarta, Selasa.
Dari dalam negeri, PMI Manufaktur Indonesia menunjukkan kontraksi untuk dua bulan beruntun yakni pada Juli sebesar 49,3 dan Agustus sebesar 48,9.
Posisi PMI Manufaktur saat ini juga merupakan yang terendah sejak Agustus 2021, yang mana melemahnya PMI Manufaktur ini tentu memicu kekhawatiran karena manufaktur banyak menyumbang ekonomi dan menyerap tenaga kerja. Kondisi lemahnya industri manufaktur Indonesia ini diperkirakan terus akan terjadi hingga akhir kuartal III-2024.
Dari mancanegara, pelaku pasar berhati-hati dalam melakukan transaksi perdagangan saham menjelang berlangsungnya pertemuan kebijakan bank sentral Eropa pada pekan depan.
Para pelaku pasar memiliki keyakinan European Central Bank (ECB) akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin pada 12 September 2024.
Selain itu, pelaku pasar tengah menantikan rilis data inflasi dari Korea Selatan, disusul dengan rilis data produk domestik bruto (PDB) kuartal II-2024 Australia, serta data tentang gaji dan pengeluaran rumah tangga dari Jepang pada akhir pekan ini.
IHSG dibuka menguat 12,12 poin atau 0,16 persen ke posisi 7,706,64. Sementara itu, kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 naik 2,48 poin atau 0,26 persen ke posisi 952,85.
"IHSG berpotensi bergerak sideways, dengan level support 7.600 sampai 7.660 dan level resistance 7.720 sampai 7.750," ujar Head of Research Retail BNI Sekuritas Fanny Suherman di Jakarta, Selasa.
Dari dalam negeri, PMI Manufaktur Indonesia menunjukkan kontraksi untuk dua bulan beruntun yakni pada Juli sebesar 49,3 dan Agustus sebesar 48,9.
Posisi PMI Manufaktur saat ini juga merupakan yang terendah sejak Agustus 2021, yang mana melemahnya PMI Manufaktur ini tentu memicu kekhawatiran karena manufaktur banyak menyumbang ekonomi dan menyerap tenaga kerja. Kondisi lemahnya industri manufaktur Indonesia ini diperkirakan terus akan terjadi hingga akhir kuartal III-2024.
Dari mancanegara, pelaku pasar berhati-hati dalam melakukan transaksi perdagangan saham menjelang berlangsungnya pertemuan kebijakan bank sentral Eropa pada pekan depan.
Para pelaku pasar memiliki keyakinan European Central Bank (ECB) akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin pada 12 September 2024.
Selain itu, pelaku pasar tengah menantikan rilis data inflasi dari Korea Selatan, disusul dengan rilis data produk domestik bruto (PDB) kuartal II-2024 Australia, serta data tentang gaji dan pengeluaran rumah tangga dari Jepang pada akhir pekan ini.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: IHSG diprediksi mendatar seiring sentimen domestik dan global