Jakarta (ANTARA) - Presiden Joko Widodo menjelaskan maksud pernyataannya "datang ramai-ramai dan ditinggal ramai-ramai" saat menghadiri pembukaan Kongres III Partai NasDem.
"Begini, jadi datang ramai-ramai, ya kan. Perginya juga ramai-ramai," ujar Jokowi di sela kunjungan kerja di Tasikmalaya, Jawa Barat, Kamis.
Jokowi menjelaskan bahwa maksud dari pernyataan itu adalah terkait kegotongroyongan seluruh masyarakat yang sangat diperlukan.
"Jangan kalau pas ada senang ramai-ramai, tetapi begitu ada banyak masalah tidak ramai-ramai lagi. Semuanya mestinya gotong-royong, diselesaikan bersama-sama, dicarikan solusinya bersama-sama," tuturnya.
Sebelumnya, saat menghadiri Kongres III Partai NasDem di Jakarta, beberapa hari lalu, Presiden Jokowi dalam sambutannya menyampaikan bahwa dirinya sangat menghargai jiwa besar Ketua Umum NasDem Surya Paloh dan Partai NasDem yang tetap mendukung penuh dan mengawal penuh keberlanjutan kebijakan pembangunan dan keberlanjutan pemerintahan.
Jokowi lalu mengeluarkan pernyataan tentang ditinggal ramai-ramai. "Biasanya datang itu ramai-ramai, terakhir begitu mau pergi, ditinggal ramai-ramai. Tapi, saya yakin itu tidak dengan Bapak Surya Paloh, tidak dengan Bang Surya, dan tidak juga dengan NasDem," ujarnya.
Candaan
Pernyataan Hasan tersebut menanggapi sambutan Presiden Joko Widodo pada Kongres III Partai NasDem pada Minggu (25/8).
"Menurut kami itu bukan berarti Pak Presiden mengatakan ada yang meninggalkan beliau, tapi lebih kepada melempar jokes segar dalam politik," kata Hasan saat memberikan keterangan di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa.
Hasan menegaskan bahwa memang biasanya ada momen banyak pihak atau partai politik meninggalkan pejabat yang hendak memasuki akhir jabatannya.