Antarajawabarat.com, 24/5 - Suara angklung yang dibawa tim Women of Indonesia’s Seven Summits Expedition Mahitala Unpar (WISSEMU) menandai keberhasilan mencapai Uhuru Peak atau puncak Gunung Kilimanjari di Tanjania, Afrika, Minggu.
"Hari Minggu ini tepat pukul 07:30 WIB waktu setempat tim berhasil mengibarkan Merah Putih dan membunyikan angklung sebagai tanda pencapaian ke puncak Gunung Kilimanjaro," kata Tim Komunikasi WISSEMU Mahitala Unpar Alfons dalam keterangan persnya di Bandung.
Pendakian yang dilakukan oleh pendaki gunung putri Mahitala itu dilakukan mulai Rabu (20/5) bertepatan dengan Hari Kebangkitan Nasional. Sedangkan tahap akhir pendakian menuju puncak atau summit attack dimulai pada pukul 00:25 dari Barafu Hut atau berlangsung selama tujuh jam lima menit.
Tim WISSEMU yang terdiri dari tiga orang mahasiswi aktif Universitas Katolik Parahyangan yaitu Fransiska Dmitri Inkiriwang (21), Mathilda Dwi Lestari (21), dan Dian Indah Carolina (19) sebelumnya telah mencapai puncak Elbrus pada 15 Mei 2015 dan Puncak Carstensz Pyramid pada 13 Agustus 2014 dalam rangkaian ekspedisi menggapai tujuh puncak tertinggi di tujuh benua.
Dalam perjalanan menuju Uhuru Peak, tim sempat menikmati sunrise di Stella’s point pada pukul 06:30 waktu setempat dimana saat itu cuaca cerah.
"Sayangnya saat mencapai puncak cuaca sedikit berkabut. Sehingga tim memutuskan untuk segera turun pukul 08:00 waktu setempat," kata Alfons.
Gunung Kilimanjaro merupakan gunung tertinggi di Benua Afrika, terletak di Negara Tanzania dan menjadi bagian dalam Taman Nasional Tanzania. Gunung Kilimanjaro yang juga adalah gunung api memiliki tiga puncak yaitu Kibo, Mawenzi, dan Shira dengan Kibo sebagai puncak tertingginya.
Gunung Kilimanjaro memiliki keunikan tersendiri karena memiliki lima zona iklim yang berbeda yaitu Bushland (tropis), Rain Forest (tropis), Heath (semi-alpine), Alpine Desert (iklim gurun), dan artic (salju) karena perbedaan iklim ini maka walaupun berada di daerah iklim tropis namun terdapat ice cap di puncaknya.
Menurut dia, tim mendaki melalui jalur Machame yang melewati empat camp yaitu Machame Camp, Shira Camp, Barranco Valley, Barafu Hut. Pendakian melalui jalur Machame juga mewajibkan mereka melewati The Great Barranco Wall, tanjakan menantang dengan kenaikan mencapai 257 meter.
Rektor Universitas Katolik Parahyangan, Prof Robertus Wahyudi Triweko turut menyampaikan rasa bangga dan syukurnya.
"Proficiat, saya sangat bangga kalian bertiga berhasil menapakkan kaki dan menancapkan bendera Mahitala, bendera Unpar dan Sang Merah Putih di Puncak Elbrus dan Puncak Kilimanjaro," katanya.
Nadine Gabrielle selaku Ketua Dewan Pengurus XXVII Mahitala juga menambahkan keberhasilan tim mencapai Puncak Kilimanjaro tentunya menjadi kebanggaan bagi keluarga besar Mahitala," kata Nadine.
"Mohon doanya selalu agar tim bisa kembali dengan selamat ke Indonesia tanpa kurang apapun," kata Nadine menambahkan.***1***