Kemenangan atas Intanon di Paris sedikit banyak membangkitkan mentalitas Gregoria untuk bisa melangkah lebih jauh atau ke partai puncak.
Pada babak empat besar yang dijadwalkan, Minggu siang WIB, lawan yang akan dihadapi adalah pebulu tangkis asal Korea Selatan An Se-young.
Secara head-to-head, An Se-young lebih diunggulkan dengan catatan tak terkalahkan dalam tujuh pertemuan terakhir melawan Gregoria. Pertemuan terakhir di Singapura Open 2024, Jorji menyerah dengan skor 14-21, 21-23.
Namun, catatan statistik tak selalu menjadi patokan. Kemenangan Gregoria atas Intanon yang sebelumnya lebih diunggulkan adalah bukti bahwa segalanya mungkin di lapangan.
Di tengah kegelapan yang sempat menyelimuti prestasi bulu tangkis Indonesia di Olimpiade Paris 2024, Gregoria bak cahaya harapan yang menerangi jalan. Keberanian dan ketangguhannya menginspirasi jutaan hati di seluruh negeri.
Kemenangan atas Ratchanok Intanon bukan sekadar sebuah pencapaian, tetapi bukti bahwa dengan semangat juang yang tak kenal lelah, segala rintangan bisa diatasi.
Setelah 16 tahun penantian, akhirnya Indonesia kembali melihat tunggal putri bersinar di semifinal Olimpiade. Langkah Gregoria adalah langkah masyarakat di bumi pertiwi, dan setiap pukulannya adalah denyut nadi dari doa dan dukungan rakyat Indonesia.
Saat menghadapi An Se-young di semifinal, ingatlah bahwa sejarah bukan ditentukan oleh catatan masa lalu, tetapi oleh keberanian di masa kini.
Jorji, biarkan semangat juangmu membara, melampaui segala statistik dan prediksi. Di setiap titik keringat dan usaha Gregoria, ada dukungan tak berujung dari seluruh negeri yang mendoakan.