“Kita saat ini memiliki 38 arsiparis, tetapi masih kurang, dengan jumlah perangkat daerah, kecamatan dan desa yang cukup banyak. Kita manfaatkan program saat ini,” kata dia.
Selain mengadakan pelatihan, dalam waktu dekat pihaknya mendaftarkan sejumlah dokumen penting, khususnya terkait dengan sejarah Cirebon ke Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI).
“Banyak dokumen yang belum diarsipkan secara baik, seperti sejarah Cirebon, batik trusmi, tari topeng, sintren dan dari pesantren juga. Setelah diarsipkan kita mendaftarkan sebagai arsip bangsa dan nantinya memiliki nilai jual yang cukup tinggi,” ucap dia.
Baca juga: Pemkab Cirebon mulai normalisasi sungai untuk cegah banjir