“Kita punya bonus demografi. Jadi kita isi kekurangan tenaga kerja di sana. Kalau Jepang dan Korea Selatan banyaknya sektor formal,” tuturnya.
Secara keseluruhan, kata dia, pekerja migran yang diberangkatkan ke luar negeri sampai akhir 2023 jumlahnya mencapai 10.545 orang dengan dominasi penempatan yaitu Taiwan.
“Dari jumlah itu, pekerja migran memang masih didominasi yang bekerja di sektor domestik sekitar 5.942 orang atau 56,35 persen,” katanya.
Ia menambahkan jumlah pekerja migran yang dikirim ke luar negeri itu meningkat, karena pada 2022 jumlahnya hanya sebanyak 7.539 orang.
Meski begitu, ia menjelaskan upaya menambah lapangan kerja terus dilakukan untuk mengurangi tingkat pengangguran di Kabupaten Cirebon.
Semua dinas terkait di lingkungan Pemkab Cirebon sudah berkolaborasi guna mendatangkan para investor agar menanamkan modal, sehingga lapangan kerja itu tersedia.
“Kita berusaha agar lapangan kerja di dalam negeri terutama di Cirebon tetap tersedia. Sebab saat ini posisi Cirebon naik sebagai daerah asal pekerja migran. Di nasional, tadinya posisi kelima sekarang keempat. Kalau di Jawa Barat, tetap di urutan kedua,” ucap dia.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Disnaker: 43,65 persen pekerja migran Cirebon bekerja di sektor formal