"Kami berupaya merawat tradisi ini. Sebelumnya seluruh keluarga menjalani puasa selama enam hari, kemudian pada hari kedelapan setelah Lebaran ini kami menggelar Grebeg Syawal,” ujarnya.
Ia menambahkan tradisi ini menjadi momentum yang tepat, guna mempererat hubungan masyarakat dengan keluarga besar Keraton Kanoman.
“Tradisi ini merupakan suatu kegiatan yang suci, karena ada pertemuan antara sultan dengan masyarakatnya, sehingga menjadi silaturahim yang berkah,” katanya.
Sementara itu Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Cirebon Agus Sukmanjaya menyatakan, tradisi yang terus terjaga, menunjukkan bahwa peran keraton sebagai pelindung warisan budaya telah berjalan dengan baik.
Artinya, katanya, keraton yang berada di Kota Cirebon sudah berperan aktif dalam memastikan budaya dan tradisi lokal tetap hidup serta terus berkembang.
“Keraton menjadi pusat pembelajaran bagi masyarakat tentang nilai-nilai budaya dan tradisi yang diwariskan secara turun-temurun. Di mana ritual dan upacara adat dilakukan secara rutin, sehingga memperkuat identitas budaya di Kota Cirebon,” katanya.
Baca juga: Keraton Kanoman Cirebon sucikan gong Sekaten untuk peringatan Maulid Nabi
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Keraton Kanoman lestarikan tradisi “Grebeg Syawal” di Cirebon