Kota Bandung (ANTARA) - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menargetkan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) yang saat ini berada pada rerata 20-50 kasus per 100.000 orang, menjadi turun hingga 10 kasus per 100.000 orang lewat penyebaran nyamuk Wolbachia.
“Kalau target nasional kita, incidence rate DBD itu 10 per kasus di antara 100.000 orang. Di bawah 10 kasus yang kena DBD itu merupakan target kita,” kata Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (Dirjen P2P) Kemenkes Maxi Rein Rondonuwu di Bandung, Senin.
Baca juga: Nyamuk Wolbachia efektif jika populasinya di atas 60 persen
Maxi menyampaikan implementasi untuk pemberian nyamuk ber-Wolbahia ini telah dilakukan di lima kota yakni Jakarta Barat, Kota Bandung, Semarang, Bontang dan Kupang.
Menurut dia, kelima kota tersebut menjadi proyek percontohan penyebaran nyamuk Wolbachia karena dinilai tingkat kejadian atau incidence rate kasus DBD tertinggi di Indonesia.
“Pada 2021 kami pilih lima kota incidence rate paling tinggi salah satu adalah Kota Bandung . Jadi dasarnya itu karena incidence rate waktu itu tinggi sekali,” katanya.
Lebih lanjut, Maxi mengatakan, untuk menurunkan angka kasus DBD penyebaran nyamuk Wolbachia harus mencapai 60 persen dari populasi. Setelah itu baru bisa dipastikan dampaknya satu hingga dua tahun ke depan.
“Sampai nanti populasi nyamuk sudah sampai 60 persen di satu wilayah dan dianggap populasi nyamuk ber-Wolbachia itu sudah bisa menggantikan populasi nyamuk yang lokal. Sehingga sudah berdampak pada penurunan incidence rate-nya kasus DBD,” katanya.
Kemenkes targetkan kasus DBD turun melalui penyebaran nyamuk Wolbachia
Senin, 18 Maret 2024 15:50 WIB