Dinas Kesehatan (Dinkes) Jawa Barat mengungkapkan program nyamuk Wolbachia untuk memutus penyebaran demam berdarah dengue (DBD), baru akan efektif jika populasi nyamuk tersebut telah berada di atas 60 persen di satu daerah.
Menurut Kepala Dinkes Jawa Barat Vini Adiani Dewi, program pengembangbiakan nyamuk wolbachia untuk melemahkan penyebab DBD yang diuji di Ujungberung, Kota Bandung, baru mencapai 16 persen dari populasi nyamuk di sana, sehingga masih membutuhkan waktu agar program ini berdampak dalam menurunkan kasus, hingga kematian dari DBD.
"Untuk di Ujungberung itu kan baru September. Persentase baru 16 persen. Itu akan efektif, kalau sudah di atas 60 persen (nyamuk dengan) Wolbachia-nya. Paling cepat baru satu tahun yang akan datang," ujar Vini dalam pesan singkat di Bandung, Sabtu.
Contoh program nyamuk Wolbachia yang efektif, dikatakan Vini, adalah yang dilakukan di Yogyakarta, di mana telah terjadi penurunan angka kematian hingga 70 persen.
Namun, Vini mengatakan bahwa di Jawa Barat akan membutuhkan waktu cukup lama, karena terbatasnya tempat produksi nyamuk dengan Wolbachia ini.
"Jadi kenapa 16 persen, karena jumlah bibit nyamuk masih sedikit karena tempat produksi hanya di Yogyakarta dan Surabaya," ucapnya.
Penyebaran nyamuk dengan Wolbachia di Jawa Barat yang baru dilaksanakan di Kecamatan Ujungberung ini, baru dilaksanakan di Kelurahan Pasanggrahan, yang rencananya akan dilanjutkan ke seluruh Kota Bandung dan Jawa Barat.
"Sebenarnya di Ujungberung ada lima kelurahan, namun belum semua dilakukan implementasi Wolbachia, masih menunggu arahan Kemenkes. Program ini merupakan pilot project dari Kemenkes semoga ke depannya seluruh kabupaten/kota di provinsi Jawa Barat dapat mengimplementasikan program ini," ujar dia.
Menurut Kepala Dinkes Jawa Barat Vini Adiani Dewi, program pengembangbiakan nyamuk wolbachia untuk melemahkan penyebab DBD yang diuji di Ujungberung, Kota Bandung, baru mencapai 16 persen dari populasi nyamuk di sana, sehingga masih membutuhkan waktu agar program ini berdampak dalam menurunkan kasus, hingga kematian dari DBD.
"Untuk di Ujungberung itu kan baru September. Persentase baru 16 persen. Itu akan efektif, kalau sudah di atas 60 persen (nyamuk dengan) Wolbachia-nya. Paling cepat baru satu tahun yang akan datang," ujar Vini dalam pesan singkat di Bandung, Sabtu.
Contoh program nyamuk Wolbachia yang efektif, dikatakan Vini, adalah yang dilakukan di Yogyakarta, di mana telah terjadi penurunan angka kematian hingga 70 persen.
Namun, Vini mengatakan bahwa di Jawa Barat akan membutuhkan waktu cukup lama, karena terbatasnya tempat produksi nyamuk dengan Wolbachia ini.
"Jadi kenapa 16 persen, karena jumlah bibit nyamuk masih sedikit karena tempat produksi hanya di Yogyakarta dan Surabaya," ucapnya.
Penyebaran nyamuk dengan Wolbachia di Jawa Barat yang baru dilaksanakan di Kecamatan Ujungberung ini, baru dilaksanakan di Kelurahan Pasanggrahan, yang rencananya akan dilanjutkan ke seluruh Kota Bandung dan Jawa Barat.
"Sebenarnya di Ujungberung ada lima kelurahan, namun belum semua dilakukan implementasi Wolbachia, masih menunggu arahan Kemenkes. Program ini merupakan pilot project dari Kemenkes semoga ke depannya seluruh kabupaten/kota di provinsi Jawa Barat dapat mengimplementasikan program ini," ujar dia.