Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Barat Bey Triadi Machmudin mengimbau nelayan di pesisir selatan Jabar mulai dari Sukabumi hingga Pangandaran, untuk memperhatikan gelombang tinggi yang terjadi saat ini.
Bey menekankan, keselamatan harus menjadi prioritas utama masyarakat ketika akan melaut, karenanya dia meminta masyarakat untuk menghindari titik rawan yang dapat tersapu gelombang laut.
"Kalau ada gelombang besar seperti itu, jangan dulu berlayar dan sebagainya. Keselamatan yang utama," ujar Bey di Gedung Sate Bandung, Rabu.
Bey melanjutkan pemerintah juga telah menyiapkan opsi penggantian pada barang milik masyarakat yang rusak, akibat dari gelombang pasang di mana terjadi sejak kemarin.
"Terkait kerusakan, nanti ada opsi untuk penggantian. Kita pelajari dulu seperti apa, yang penting keselamatan dulu," katanya.
Sementara itu, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika Kelas I Bandung memprediksi, gelombang tinggi yang terjadi di Jawa Barat bagian selatan masih akan terjadi hingga sedikitnya sampai Kamis (14/3).
Staf Data dan Informasi BMKG Bandung Yuni Yulianti menuturkan, gelombang tinggi yang terjadi di sepanjang Sukabumi bagian selatan hingga Pangandaran diakibatkan adanya pusat tekanan rendah di Samudera Hindia bagian selatan Pulau Jawa, sirkulasi siklon bagian utara Benua Australia dan konvergensi memanjang melewati Jabar.
"Itu menyebabkan kecepatan angin cukup kencang, lebih dari 40 kilometer/jam. Angin ini mempengaruhi ketinggian gelombang, khususnya di perairan selatan Jawa Barat, 2-5 meter. Puncak ketinggian gelombang diprediksi 12 Maret-14 Maret 2024. Menurun bertahap kembali normal," katanya.
Bey menekankan, keselamatan harus menjadi prioritas utama masyarakat ketika akan melaut, karenanya dia meminta masyarakat untuk menghindari titik rawan yang dapat tersapu gelombang laut.
"Kalau ada gelombang besar seperti itu, jangan dulu berlayar dan sebagainya. Keselamatan yang utama," ujar Bey di Gedung Sate Bandung, Rabu.
Bey melanjutkan pemerintah juga telah menyiapkan opsi penggantian pada barang milik masyarakat yang rusak, akibat dari gelombang pasang di mana terjadi sejak kemarin.
"Terkait kerusakan, nanti ada opsi untuk penggantian. Kita pelajari dulu seperti apa, yang penting keselamatan dulu," katanya.
Sementara itu, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika Kelas I Bandung memprediksi, gelombang tinggi yang terjadi di Jawa Barat bagian selatan masih akan terjadi hingga sedikitnya sampai Kamis (14/3).
Staf Data dan Informasi BMKG Bandung Yuni Yulianti menuturkan, gelombang tinggi yang terjadi di sepanjang Sukabumi bagian selatan hingga Pangandaran diakibatkan adanya pusat tekanan rendah di Samudera Hindia bagian selatan Pulau Jawa, sirkulasi siklon bagian utara Benua Australia dan konvergensi memanjang melewati Jabar.
"Itu menyebabkan kecepatan angin cukup kencang, lebih dari 40 kilometer/jam. Angin ini mempengaruhi ketinggian gelombang, khususnya di perairan selatan Jawa Barat, 2-5 meter. Puncak ketinggian gelombang diprediksi 12 Maret-14 Maret 2024. Menurun bertahap kembali normal," katanya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Bey imbau masyarakat pesisir selatan perhatikan gelombang tinggi