Selain itu, terdapat juga tantangan dalam penyaluran KUR di Jabar, yakni adanya beberapa debitur yang telah melunasi pinjaman KUR-nya di penyalur lama, ketika akan meminjam KUR di penyalur baru, data di penyalur lama masih tercatat belum lunas sehingga tidak dapat diproses lebih lanjut.
"Hal ini disebabkan karena kewenangan penerbitan keterangan lunas menjadi kewenangan kantor pusat bank penyalur. Terkait kendala tersebut, debitur kemudian berkonsultasi ke Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Jawa Barat untuk mendapatkan solusi atas permasalahannya," ujar Kepala Kanwil Ditjen Perbendaharaan Kemenkeu Jabar ini pula.
Sementara, ujar Heru, untuk penyaluran Ultra Mikro (UMi) Januari sampai dengan Desember 2023 mencapai Rp1,60 triliun kepada 393.118 debitur dengan sektor tertinggi pada Perdagangan Besar dan Eceran (96,61 persen).
"Jumlah debitur ini tumbuh 42,91 persen dari tahun 2022, sedangkan dari sisi jumlah penyaluran, UMi tumbuh sebesar 47,67 persen dari tahun 2022," katanya.
Pertumbuhan UMi ini, ujar Heru, dominan dipengaruhi oleh kinerja holding Ultra Mikro PT PNM, PT Pegadaian, dan PT BRI dengan mengintegrasikan layanannya melalui co-location Sentra Layanan Ultra Mikro (Senyum).
"Sehingga jaringan bertambah luas dan setiap entitas dapat melakukan cross-selling sesuai kebutuhan debitur/calon debitur," ujarnya lagi.
Baca juga: Menko Airlangga minta pemda tingkatkan penyaluran KUR termasuk di Jabar
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Kemenkeu Jabar ungkap debitur KUR pada 2023 alami penurunan