Masa kemarau yang panjang membuat bunga kopi arabika di lahan petani di Kuningan banyak yang gugur dan tidak berbuah.
Walaupun begitu, pihaknya memastikan pada 2023 sekitar 55 persen hasil produksi kopi arabika dari petani sudah diserap oleh konsumen di Kabupaten Kuningan dan 45 persen lainnya dipasarkan di luar Kabupaten Kuningan.
Wahyu menambahkan agar produksi kopi robusta meningkat di tahun 2024, maka perlu adanya pengembangan perluasan areal tanam yang secara agroklimat membutuhkan ketinggian di atas 800 mdpl, yang mana lokasi lahan tersebut banyak terdapat di area Taman Nasional Gunung Ciremai.
“Kita belum memungkinkan untuk melakukan ekspor kopi arabika ke pasar global karena untuk memenuhi pasar lokal di dalam Kabupaten Kuningan maupun luar Kabupaten Kuningan masih belum terpenuhi,” ucap dia.
Baca juga: 200 ribu turis datang ke wisata Kuningan pada libur tahun baru