Jakarta (ANTARA) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat kejadian banjir dan cuaca ekstrem pada pekan kedua Januari 2024, berdampak pada puluhan ribu jiwa di Indonesia.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam Disaster Briefing diikuti daring di Jakarta, Senin, menyebut 38 kejadian bencana tercatat pada pekan 8-14 Januari 2024.
"Untuk banjir memang cakupan dari warga terdampak mungkin itu sangat besar, ada misalkan dalam satu pekan 49.000 rumah terdampak, ada 58.000 masyarakat mengungsi dan terdampak, tapi khusus untuk korban jiwa yang harus kita waspadai adalah kondisi-kondisi dari tanah longsor," ujar Abdul.
Salah satu kejadian yang menjadi atensi BNPB adalah longsor yang terjadi di Kabupaten Subang, Jawa Barat, yang merupakan daerah kawasan wisata pemandian masyarakat sempat. Abdul mengatakan longsor dapat terjadi sangat cepat, sehingga perlu kewaspadaan pengelola dan wisatawan yang mengunjungi lokasi itu.
"Ini yang memang harus benar-benar kita siapkan kewaspadaan masyarakat, karena kejadian-kejadian tanah longsor ini terjadinya sangat cepat," kata dia.
Kejadian cuaca ekstrem selama sepekan, menurut Abdul, telah banyak merusak bagian atap rumah-rumah masyarakat. Namun yang menjadi perhatian apabila material yang terbawa, seperti atap, baliho, papan reklame, atau pohon besar, yang dapat mencederai masyarakat di sekitarnya.
Abdul mengatakan kondisi tersebut perlu untuk di waspadai, mengingat musim hujan masih akan sampai di paling tidak di akhir Februari.Banjir Bandung
Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Barat (Jabar) melaporkan sebanyak 338 jiwa yang terdampak banjir di Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, masih bertahan di posko pengungsian karena rumah mereka masih dipenuhi oleh material lumpur.
“Jadi yang masih mengungsi itu 132 KK (Kepala Keluarga) atau sebanyak 338 jiwa. Jadi mereka masih bertahan karena rumahnya masih ada pembersihan dari material lumpur dan sampah,” kata Pranata Humas Ahli Muda BPBD Jabar Hadi Rahmat di Kabupaten Bandung, Senin.
Menurut dia, banjir di Kabupaten Bandung mulai surut, hanya saja masih terdapat puluhan rumah dalam pembersihan material lumpur yang terbawa saat banjir terjadi.
Ia menambahkan saat ini petugas gabungan dari unsur BPBD Kabupaten Bandung maupun TNI/Polri masih berupaya untuk membersihkan rumah-rumah warga dari material tersebut, agar para korban segera bisa menempati rumah masing-masing.
Baca juga: Jabar pastikan air-makanan tersedia di pengungsian banjir Dayeuhkolot
“Kalau kondisi sih sudah surut ya, cuma masih banyak material lumpur yang saat ini masih kami lakukan pembersihan di rumah-rumah warga,” katanya.
Hadi mengatakan BPBD Jabar telah menyiapkan posko pengungsian yang berpusat di SMP 1 Dayeuhkolot untuk menampung ratusan korban banjir.
Ia menambahkan BPBD kabupaten bersama dengan pihak terkait telah mendirikan dapur umum guna melayani kebutuhan konsumsi ratusan warga yang masih mengungsi.
“Kebutuhan dasar pasti kami selalu utamakan, seperti pasokan air dan makanan kami jamin,” kata Hadi.
Baca juga: Bey yakin banjir tiga wilayah Bandung Raya berkurang sampai 81 persen
Selain itu ia juga mengimbau masyarakat agar tetap mewaspadai cuaca ekstrem dan memperhatikan informasi cuaca yang berpotensi menimbulkan bencana saat masuk puncak musim penghujan.
“Untuk wilayah Bandung Raya ini pada bulan Februari-Maret akan memasuki puncak musim hujan, sehingga masyarakat perlu mewaspadai potensi bencana baik banjir ataupun tanah longsor,” katanya.
Sebelumnya pada Kamis (11/1) curah hujan ekstrem di Kabupaten Bandung mengakibatkan bibir tanggul Sungai Cigede jebol sehingga menimbulkan banjir hebat yang menerjang Kampung Lamajang Peuntas, Desa Citeureup, Kecamatan Dayeuhkolot, dan sekitarnya, dengan 2.203 rumah terendam banjir.
Baca juga: Banjir genangi Kabupaten Bandung, jalan utama di Dayeuhkolot putus
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: BNPB: Puluhan ribu jiwa terdampak banjir dan cuaca ekstrem