Bandung (ANTARA) -
Kepala Dinas Kesehatan Jabar Vini Adiani Dewi di Bandung, Senin, mengatakan seiring meningkatnya kembali kasus COVID-19 di provinsi itu, seluruh fasilitas layanan kesehatan (fasyankes), mulai dari klinik, puskesmas, laboratorium kesehatan, hingga rumah sakit daerah, termasuk tenaga kesehatannya untuk siaga dan bersiap, yang diperkuat dengan dikeluarkannya surat edaran (SE) ke dinas kesehatan kabupaten/kota, dan seluruh fasyankes.
"Yang pertama ditekankan dalam SE tersebut, tentunya perlindungan bagi tenaga kesehatan, karena mereka yang paling rentan berinteraksi dengan pasien. Saya meminta mereka segera divaksin terlebih dahulu," ucap Vini.
Dalam SE yang dikeluarkan pada 11 Desember 2023, ada tiga yang harus diperhatikan, selain kesiagaan dan perlindungan tenaga kesehatan, yakni layanan vaksinasi, imbauan penerapan protokol kesehatan serta keharusan rumah sakit menyediakan 10 persen ruang isolasi.
"SE ini sebagai respons dari SE Kementerian Kesehatan tanggal 8 Desember tentang Peningkatan Kewaspadaan Penyebaran COVID-19 di beberapa negara Asia Tenggara, termasuk Indonesia," ucapnya.
Pemerintah Provinsi Jabar juga mengimbau masyarakat untuk tidak panik, tetapi tetap menerapkan protokol kesehatan, terutama yang bepergian.
Vini Adiani Dewi menyatakan peningkatan kasus COVID-19 di Provinsi Jabar masih belum terlihat. Berdasarkan data November 2023, kasus aktif COVID-19 di Jabar mencapai 87 kasus dan selama awal Desember 2023 terdapat 21 kasus aktif.Sementara itu, tingkat keterisian rumah sakit untuk kasus COVID-19 di Jabar kurang dari 1 persen. Meski demikian, Vini menyatakan tetap meningkatkan kewaspadaan, karena kasus COVID-19 mengalami tren peningkatan setelah pandemi dicabut pertengahan tahun 2023.
Berdasarkan informasi dari Kementerian Kesehatan dalam situs sehatnegeriku.kemkes.go.id, kasus COVID-19 di sejumlah negara di kawasan Asia Tenggara, termasuk Indonesia, dilaporkan meningkat. Rata-rata penambahan kasus harian mencapai 35-40 pasien dengan jumlah pasien yang dirawat 60-131 orang per 6 Desember 2023.
Bahkan, angka kematian akibat paparan COVID-19 mencapai 0-3 kasus per hari. COVID-19 subvarian Omicron XBB 1.5 yang disebut menjadi penyebab gelombang infeksi COVID-19 di Eropa dan Amerika Serikat juga mendominasi kenaikan kasus di Indonesia. Selain XBB, Indonesia juga mendeteksi subvarian EG2 dan EG5.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Dinkes Jabar minta Nakes vaksinasi antisipasi peningkatan COVID-19