Istanbul (ANTARA) - Hen Avigdori, yang putri dan suaminya dibebaskan melalui pertukaran tahanan antara Israel dan Hamas, pada Jumat (15/12) meminta agar perdana menteri Benjamin Netanyahu menghentikan serangan terhadap Gaza, menurut laporan sejumlah media.
Avigdori juga mengatakan mustahil menyelamatkan sandera Israel.
Surat kabar Maariv merilis surat milik Avigdori yang dikirim ke Netanyahu setelah tentara Israel mengumumkan tidak sengaja membunuh tiga sandera di Gaza.
Avigdori menuliskan tidak ada waktu atau alat militer untuk menyelamatkan para sandera.
Tentara Israel pada Jumat mengaku bahwa pihaknya “tidak sengaja” telah membunuh tiga sandera Israel selama pertempuran di Gaza.
Juru bicara militer Israel Daniel Hagari menggambarkan insiden tersebut sebagai hal “tragis” dan mengatakan militer “bertanggung jawab”, demikian menurut situs berita Times of Israel.
“Ini adalah daerah di mana tentara (Israel) bertemu banyak teroris, termasuk pelaku bom bunuh diri,” katanya.
Dua sandera yang terbunuh itu bernama Yotam Haim dan Samer Talalka, sementara satu sandera lagi dirahasiakan atas permintaan keluarganya.
Netanyahu berduka atas kematian tiga sandera tersebut, menyebutnya sebagai “tragedi yang tak tertahankan.”
“Bersama seluruh warga Israel, saya menundukkan kepala dan berduka atas kepergian tiga putra tercinta kami yang disandera,” tulis jubir di X.
“Seluruh Israel malam ini berduka,” katanya, menambahkan bahwa ada “pelajaran penting” yang dipetik dari kejadian tersebut.
Sumber: Anadolu
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Kerabat sandera dari Israel minta Netanyahu hentikan serangan di Gaza
Kerabat sandera Israel minta PM Netanyahu menghentikan serangan di Gaza
Sabtu, 16 Desember 2023 14:55 WIB
![Kerabat sandera Israel minta PM Netanyahu menghentikan serangan di Gaza](https://cdn.antaranews.com/cache/800x533/2023/11/25/CjkinzN007012_20231125_CBMFN0A001_1.jpg)
Arsip foto - Kendaraan milik transportasi Komite Palang Merah Internasional melepaskan sandera menuju penyeberangan Rafah di Jalur Gaza selatan (24/11/2023). ANTARA/Xinhua/Rizek Abdeljawad/aa.