Bandung (ANTARA) -
Komisioner dan Koordinator Divisi Pencegahan, Partisipasi Masyarakat, dan Humas Bawaslu, Loly Suhenty menjelaskan bahwa program Bawaslu Ngampus ini digagas untuk memastikan civitas perguruan tinggi mendapatkan informasi dan mendorong pengawasan partisipatif.
"Karena Bawaslu diberi amanah oleh undang-undang untuk meningkatkan pengawasan partisipatif, dan kali ini di UIN SGD Bandung yang dalam sejarahnya melahirkan banyak sekali aktivis, sehingga kami berharap UIN ada di depan untuk memastikan seluruh jajaran civitas akademik termasuk masyarakat sekitar menjadi aktor pengawasan partisipatif untuk Pemilu 2024," kata Loly, Senin.
Program ini juga, lanjut Loly, akan diterapkan di kampus lainnya, pasalnya saat ini komposisi pemilih muda dalam Pemilu 2024, adalah 52 persen dari total Daftar Pemilih Tetap (DPT).
"Ini akan berjalan di kampus lain, termasuk juga kampus di Papua, sehingga harapan kami pemilih muda memang hadir dan memberikan perhatian besar untuk Pemilu dan berkontribusi nyata untuk Pemilu," ucapnya.
Terkait dengan mobil pengawasan pemilu keliling yang diberi nama "Mobil Pojok Pengawasan Keliling", Loly mengatakan juga sebagai katalisator untuk memastikan tidak ada pelanggaran yang terjadi minimal di lingkungan sendiri, dengan cara memberikan sarana bagi civitas kampus untuk memperkuat literasi pengawasan pemilu, dan wadah pelaporan dugaan pelanggaran itu.
Terlebih, kata Loly, saat ini tengah berjalan tahapan penting dalam pemilu, yaitu kampanye.
"Harapannya, para mahasiswa bisa aktif mengawasi upaya peserta pemilu memperkenalkan dirinya ke publik sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku," tutur dia.