Washington (ANTARA) - Dua ibu terbunuh setiap jam dan tujuh perempuan tewas setiap dua jam akibat serangan Israel di Jalur Gaza, kata UN Women.
UN Women adalah organisasi PBB yang melaksanakan program, kebijakan dan standar yang menjunjung tinggi hak asasi perempuan dan memastikan bahwa setiap perempuan dan anak perempuan mencapai potensi maksimal mereka.
Sebelum eskalasi yang terjadi saat ini, badan PBB untuk kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan itu mencatat terdapat 650.000 perempuan dan anak perempuan sangat membutuhkan bantuan kemanusiaan di Gaza.
Namun, perkiraan tersebut telah mencapai 1,1 juta orang, termasuk hampir 800.000 perempuan yang menjadi pengungsi di dalam negeri.
“Perempuan di Gaza mengatakan kepada kami bahwa mereka berdoa untuk perdamaian, tetapi jika perdamaian tidak tercapai, mereka berdoa agar segera meninggal, dalam tidur mereka, sambil menggendong anak-anak mereka," kata Direktur Eksekutif UN Women Sima Sami Bahous di Dewan Keamanan PBB pada Rabu (22/11).
“Kita semua seharusnya merasa malu karena ibu mana pun, di mana pun, mempunyai doa seperti itu,” tutur dia menambahkan.
Direktur Eksekutif Dana Kependudukan PBB (UNFPA) Natalia Kanem menyatakan keprihatinan atas keselamatan dan kesejahteraan semua perempuan dan anak perempuan yang terjebak dalam konflik.
"Situasi yang mereka hadapi melampaui sebuah bencana besar," ujar dia.
Kanem mengatakan saat ini ada 5.500 perempuan hamil yang diperkirakan akan melahirkan dalam beberapa bulan mendatang di Gaza.
“Setiap hari, sekitar 180 perempuan melahirkan dalam kondisi yang memprihatinkan, dan masa depan bayi mereka tidak menentu,” kata dia kepada Dewan Keamanan PBB.
Meskipun menyambut baik jeda kemanusiaan selama empat hari yang telah disepakati oleh Israel dan kelompok Hamas Palestina pada Rabu, Kanem menegaskan bahwa UNFPA terus mendesak gencatan senjata segera.
Sementara itu, ribuan anak-anak Palestina tewas dalam serangan Israel di Jalur Gaza, kata pejabat PBB pada Rabu, menyebut Gaza sebagai "tempat paling berbahaya di dunia bagi anak-anak."
"Lebih dari 5.300 anak-anak Palestina dilaporkan tewas hanya dalam 46 hari ... atau lebih dari 115 anak per hari, setiap hari, selama berminggu-minggu. Berdasarkan angka ini, 40 persen kematian di Gaza dialami oleh anak-anak. Ini belum pernah terjadi sebelumnya."
"Dengan kata lain, Jalur Gaza adalah tempat paling berbahaya di dunia bagi anak-anak," kata Direktur Eksekutif Dana Anak-anak PBB (UNICEF) Catherine Russell dalam pengarahan Dewan Keamanan PBB tentang perlindungan anak-anak di Gaza.
Russell mengatakan anak-anak Gaza berada pada "risiko ekstrem" dari kondisi kehidupan yang buruk selain diserang dengan bom, roket dan tembakan.
"Dampak kekerasan yang dilakukan terhadap anak-anak sangat besar, tidak pandang bulu, dan tidak proporsional," kata dia, seraya menekankan bahwa jeda kemanusiaan "tidaklah cukup."
"UNICEF menyerukan gencatan senjata kemanusiaan darurat untuk segera menghentikan pembantaian ini."
"Kami khawatir eskalasi militer lebih lanjut di selatan Gaza akan memperburuk situasi kemanusiaan di sana... menyebabkan lebih banyak pengungsian... dan menekan penduduk sipil ke wilayah yang lebih kecil. Serangan terhadap wilayah selatan harus dicegah," tambahnya.
Israel meluncurkan serangan udara dan darat tanpa henti ke Jalur Gaza menyusul serangan lintas batas yang dilakukan kelompok Hamas Palestina pada 7 Oktober.
Otoritas di Gaza pada Selasa mengatakan bahwa jumlah korban tewas akibat serangan Israel yang masih terjadi di daerah kantong yang terkepung itu telah meningkat melampaui 14.100 orang, termasuk lebih dari 5.800 anak-anak, dan 3.900 perempuan.
Sementara itu, jumlah korban tewas di Israel adalah sekitar 1.200 orang, menurut angka resmi.
Sumber: Anadolu
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: UN Women: setiap jam 2 ibu terbunuh di Gaza
UN Women catat setiap jam dua ibu terbunuh di Gaza
Kamis, 23 November 2023 13:41 WIB