Untuk mencapai target tersebut, dibutuhkan kerja sama semua pihak terutama inisiatif pemerintah dalam penanganan HIV/AIDS di tingkat kewilayahan.
Seperti yang dilakukan oleh Lurah Situsaeur, Kecamatan Bojongloa Kidul, Kota Bandung, Deni Setiabudi dengan memanfaatkan Program Inovasi Pembangunan dan Pemberdayaan Kelurahan (PIPPK) untuk penanganan HIV/AIDS di wilayahnya.
Ia menjelaskan, pada 2023 dengan anggaran mencapai Rp7 juta, dilakukan sosialisasi kepada masyarakat melalui pengajian di masjid, ke sekolah, skrining anak jalanan dan melakukan karnaval jalanan, hingga membentuk kader di tiap RW.
"Namun sosialisasi ini terindikasi belum optimal. Di mana yang datang orangnya itu-itu saja," kata dia.
Karenanya, Kelurahan Situsaeur meluncurkan lagi layanan untuk sosialisasi mengenai HIV/AIDS dengan dampak yang dirasa cukup efektif yakni Pojok CATIN (Calon Pengantin).
Melalui pelayanan tersebut, ujar Deni, pihak kelurahan membuat video edukasi tentang HIV AIDS untuk di sosialisasikan pada para calon pengantin di wilayahnya.
"Diharapkan program ini bisa mencegah munculnya kasus baru HIV/AIDS. Kemudian tidak ada kematian terkait penyakit itu dan hilangnya stigma di kalangan masyarakat," tuturnya.
Kolaborasi berbagai pihak untuk mencapai target pada 2030 juga diungkapkan Tri Irwanda dari Rumah Media Interaksi yang menilai peran media sangat penting malahan juga wajib untuk turut mengedukasi masyarakat tentang pencegahan HIV/AIDS.
"Edukasi yang diperlukan adalah menyebarkan informasi selengkap mungkin dan akurat tentang HIV AIDS, mulai dari penularan, pengobatan sampai pencegahannya. Karena tidak sedikit warga yang belum paham tentang HIV/AIDS, bahkan hal-hal dasarnya,'' tuturnya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Jabar targetkan 3 zero HIV/AIDS pada 2030
Jawa Barat targetkan 3 zero HIV/AIDS pada 2030
Kamis, 16 November 2023 6:00 WIB