Cianjur (ANTARA) - Dinas Peternakan Kesehatan Hewan dan Perikanan (DPKHP) Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, mencatat 190 Kolam Jaring Apung (KJA) di Waduk Jangari, Kecamatan Mande, rusak akibat diterjang banjir kiriman beberapa waktu lalu, akibatnya petani merugi hingga ratusan juta.
Kepala Dinas Peternakan Kesehatan Hewan dan Perikanan Kabupaten Cianjur, Aris Haryanto saat dihubungi, Rabu, mengatakan pihaknya sudah meminta petugas melakukan pendataan ulang terkait kerusakan dan kerugian yang diderita petani ikan di Waduk Jangari.
Baca juga: 200 ton ikan mati di Waduk Jangari Cianjur dalam beberapa hari
"Data sementara 190 KJA rusak, sehingga 50 ton ikan hilang dan mati, kami sudah melaporkan hal tersebut ke BPBD Cianjur dan Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Barat sebagai pemangku kebijakan, semoga petani yang menjadi korban mendapat bantuan," katanya.
Pihaknya memperkirakan petani yang menjadi korban bencana alam itu, untuk sementara tidak akan menanam ikan sampai cuaca kembali normal, guna menghindari banjir susulan dapat merusak kembali kolam jaring karena curah hujan mulai tinggi disertai angin kencang.
"Kami sudah meminta petani untuk tidak menanam ikan sampai cuaca kembali normal, karena sejak satu pekan terakhir hingga beberapa pekan ke depan berdasarkan informasi BMKG curah hujan tinggi disertai cuaca ekstrem akan melanda Cianjur," katanya.
Pemilik KJA di Waduk Jangari, Dede Sutisna, mengatakan akibat banjir kiriman yang melanda kawasan waduk beberapa hari yang lalu, membuat puluhan ton ikan yang dibudidayakan petani hilang terbawa air bah dan mati.