Jakarta (ANTARA) - Dokter gigi dari Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta Ines Agustina Sumbayak mengatakan bahwa mengatasi gigi goyang tak harus selalu dengan cara dicabut.
“Tidak semua kasus gigi goyang harus dicabut, cabut gigi adalah solusi yang paling akhir,” katanya di Jakarta, Senin.
Ia menjelaskan gigi goyang masih bisa dipertahankan dan dirawat ketika kondisi goyang masih berada di derajat satu atau dua.
Ia menyebut tiga tingkat kegoyangan gigi, yakni ringan, sedang, dan parah, atau derajat satu sampai dengan tiga.
Ia menjelaskan pada derajat satu kegoyangan gigi umumnya karena ada lubang gigi yang membuat nanah di ujung akar gigi.
Kondisi tersebut, katanya, bisa diperbaiki dengan perawatan saraf atau perawatan saluran akar gigi agar jaringan terinfeksi pada gigi bisa dibersihkan terlebih dahulu.
“Jadi gigi tersebut bisa kembali baik, dirawat sampai tuntas sehingga kegoyangan giginya bisa berkurang. Tapi kalau kegoyangan gigi sudah mencapai sepertiga tengah akar gigi dan ada kerusakan itu sudah masuk derajat dua,” ucapnya.
Kegoyangan gigi dengan derajat dua, kata Ines, bisa diperbaiki dengan metode splinting atau mengikat gigi yang goyang dengan beberapa gigi yang terletak di samping kiri dan kanannya.
Ia menjelaskan splinting untuk merekatkan gigi yang lemah, di mana tindakan ini mengubah gigi menjadi satu kesatuan yang stabil dan lebih kuat.
“Umumnya, tindakan ini dilakukan akibat jaringan gusi yang rusak untuk mencegah gigi copot,” katanya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Dokter RSCM sebut gigi goyang tak harus dicabut