Oleh karena itu, dia menilai penunjukan Agus oleh Presiden RI tidak begitu mengejutkan, salah satunya karena dia satu dari tiga nama yang pernah bertugas di lingkaran Istana. Dua nama yang sempat mencuat lainnya Pangkostrad Letjen TNI Maruli Simanjuntak dan Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto.
“Meski demikian, dari ketiga nama tersebut, Agus telah mengenal dan bekerja sama dengan Jokowi lebih lama daripada Maruli dan Suharyanto. Agus tercatat pernah menjabat posisi Dandim 0735/Surakarta saat Jokowi menjadi Wali Kota Solo,” kata Anton.
Tantangan terbesar Agus saat menjabat Kasad menjaga muruah TNI AD tetap netral terutama di tengah tahun politik. Jadi, Agus harus mampu menunjukkan dia independen dan netral di tengah kesan yang muncul bahwa dia orang dekat Presiden.
“Oleh karena itu, Agus sudah seharusnya mampu dan dapat menunjukkan bahwa dirinya berkomitmen besar menjaga muruah TNI tidak ikut berpolitik praktis. Terlalu besar risikonya jika netralitas TNI tidak dijaga kuat dalam Pemilu 2024. Terlebih, keluarga Jokowi juga akan ikut meramaikan kontestasi politik mendatang. Profesionalitas Agus akan diuji dalam memimpin TNI di tengah pergantian rezim kali ini,” kata Anton.
Tentunya, tantangan itu perlu dijawab oleh Agus Subiyanto bahwa riwayat kedekatannya dengan Presiden tidak menyurutkan prinsip dan idealismenya sebagai prajurit yang tetap harus netral serta tidak terlibat politik praktis.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Mengenal Jenderal Agus Subiyanto, Kasad baru pengganti Dudung