Bandung (ANTARA) - Ketua Majelis Perwakilan Rakyat (MPR) Bambang Soesatyo (Bamsoet) menilai teknologi perlu dimanfaatkan sekaligus juga diantisipasi, mengingat kemajuannya sangat-sangat cepat dan tidak terpikirkan.
"Ini harus dimanfaatkan, tapi kita semua harus terus mengantisipasi berbagai ancaman, karena semua kemajuan pasti ada ancamannya dan bagaimana kita meminimalisir ancaman itu," kata Bambang selepas acara pengukuhan pengurus Ikatan Keluarga Alumni Notariat Universitas Padjadjaran (IKANO UNPAD) di Bandung, Selasa.
Baca juga: Ketua MPR: Kampanye hitam ubah pesta jadi duka dalam demokrasi
Hal tersebut, menurut Bambang, harus menjadi perhatian, karena kondisi saat ini dengan adanya perkembangan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) sangat-sangat di luar perkiraan.
"Bahkan dalam skala dunia, AI itu bisa mengancam satu perang. Nah ini bagaimana kita menggunakannya ke hal-hal yang positif," ucapnya.
Di sisi lain, Bambang menilai semua pihak harus bisa beradaptasi dan memanfaatkan kemajuan teknologi ini untuk mempermudah dalam menjalankan tugas, dia mencontohkan notaris yang merupakan pejabat dalam autentifikasi berbagai dokumen dan aset masyarakat maupun negara.
Di dunia kenotariatan, lanjut Bambang, jika sistem yang konvensional tidak ada perubahan, akan menjadi beban berat, bukan hanya bagi notaris juga negara dalam pengaturan dokumen fisik yang membutuhkan tandatangan basah, jempol basah, stempel basah, dan lainnya.
"Kan itu lama, mahal kemudian beri beban ruang yang cukup mengganggu kantor2 notaris kecil, sekarang bagaimana pemerintah mendorong untuk menciptakan ekosistem baru, semua dokumen disimpan dalam data center yang semua orang bisa sewa kamarnya, sehingga tidak butuhkan ruang, pemerintah juga bisa akses kapan saja setiap saat untuk maintenance," ucapnya.