Chicago (ANTARA) - Harga emas berjangka kembali melemah pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), mencatat penurunan untuk sesi ketiga berturut-turut karena investor mengamati data ekonomi terkini dan pidato pejabat Federal Reserve untuk mencari isyarat mengenai jalur suku bunga AS.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi Comex New York Exchange, menyusut 1,70 dolar AS atau 0,09 persen menjadi ditutup pada 1.942,50 dolar AS per ounce, setelah diperdagangkan menyentuh tertinggi sesi di 1.947,90 dolar AS dan terendah di 1.940,30 dolar AS.
Emas berjangka tergelincir 8,40 dolar AS atau 0,43 persen menjadi 1.944,20 dolar AS pada Rabu (6/9/2023), setelah jatuh 14,50 dolar AS atau 0,74 persen menjadi 1.952,60 dolar AS pada Selasa (5/9/2023), dan terdongkrak 1,20 dolar AS atau 0,06 persen menjadi 1.967,10 dolar AS pada Jumat (1/9/2023).
Bursa Comex ditutup pada Senin (4/9/2023) untuk libur Hari Buruh.
Emas berjangka menetap pada Kamis (7/9/2023) di level terendah sejak 25 Agustus. Harga juga turun sehari sebelumnya setelah data ekonomi AS yang kuat meningkatkan ekspektasi bahwa Federal Reserve akan mempertahankan suku bunga tinggi untuk beberapa waktu dan membantu mengangkat imbal hasil obligasi pemerintah dan dolar AS.
“Harga emas masih berada di bawah tekanan dan bisa terus mengalami penurunan karena para pedagang mempertimbangkan data ekonomi AS, serta perubahan ekspektasi seputar kebijakan moneter AS,” kata Bas Kooijman, CEO DHF Capital, dalam komentar emailnya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Emas turun buat sesi ke-3 beruntun, investor tunggu isyarat suku bunga