Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi Comex New York Exchange, terdongkrak 1,20 dolar AS atau 0,06 persen menjadi ditutup pada 1.967,10 dolar AS per ounce, setelah diperdagangkan menyentuh tertinggi sesi di 1.980,20 dolar AS dan terendah di 1.960,70 dolar AS.
Emas berjangka tergelincir 7,10 dolar AS atau 0,36 persen menjadi 1.965,90 dolar AS pada Kamis (31/8/2023), setelah bertambah 7,90 dolar AS atau 0,40 persen menjadi 1.973,00 dolar AS pada Rabu (30/8/2023), dan melonjak 18,30 dolar AS atau 0,94 persen menjadi 1.965,10 dolar AS pada Selasa (29/8/2023).
Untuk minggu ini, kontrak berjangka menguat 1,40 persen, meskipun merosot 2,00 persen sepanjang Agustus.
Emas menguat kemudian turun dari level tertingginya karena data non-farm payroll (gaji non-pertanian) untuk Agustus, setidaknya, “memberi sinyal bahwa suku bunga mungkin tidak akan naik lebih jauh”, sesuatu yang tampaknya dianggap positif oleh semua aset berisiko, kata Craig Erlam, analis di platform perdagangan daring OANDA.
Data ketenagakerjaan yang menurun, dikombinasikan dengan ekspektasi bahwa Federal Reserve akan mempertimbangkan kembali kenaikan suku bunga bulan ini, mendukung emas.
“Meskipun ada beberapa kemajuan,” inflasi masih jauh di atas target Federal Reserve sebesar 2,0 persen, kata Presiden Federal Reserve Cleveland, Loretta Mester pada konferensi penelitian Bank Sentral Eropa pada Jumat (1/9/2023).
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Harga emas sedikit menguat karena data pekerjaan AS ”mendingin”