Jakarta (ANTARA) - Ketua Majelis Kehormatan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Prof Tjandra Yoga Aditama mengatakan tidak semua penjernih udara (air purifier) mampu menjamin udara menjadi bersih.
"Di satu sisi maka tentu anjuran ini (menggunakan penjernih udara-red) agar kita di dalam ruangan akan dapat menghirup udara yang lebih baik, tapi di sisi lain, bukan tidak mungkin akan ada berbagai jenis penjernih udara yang ditawarkan dan masyarakat tentu tidak mudah memilihnya," kata Tjandra dalam pesan singkat di Jakarta, Selasa.
Oleh karena itu, Tjandra memaparkan beberapa hal penting yang harus diketahui oleh masyarakat terkait penjernih udara.
Pertama, kata dia, tidak ada penjernih ruangan atau filter apapun yang dapat menghilangkan seluruh polusi udara di dalam ruangan atau rumah.
Kemudian, sambungnya, semua filter yang dijual pasti memerlukan penggantian secara berkala, sedangkan telah diketahui bahwa polusi udara terdiri atas partikel dan gas.
"Nah, untuk menyaring partikel maka pilihlah penjernih ruangan portabel yang memiliki clean air delivery rate (CADR) yang cukup besar dan sanggup mencakup luas ruangan yang ada," ujarnya.
Kalau untuk menyaring gas, Tjandra menyebutkan, maka maka pilihlah penjernih ruangan portabel yang memiliki sistem activated carbon filter atau sistem lain yang khusus di desain untuk menghilangkan gas.
"Secara umum, semakin tinggi kecepatan kipas angin dan makin lama penggunaannya akan semakin meningkatkan jumlah udara yang disaring," tuturnya.
Selain itu, Tjandra menyarankan untuk menggunakan penjernih ruangan yang dapat menghilangkan partikel yang mencakup high-efficiency mechanical filters dan juga electronic air cleaners, seperti electrostatic precipitators.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Pakar: Tidak semua penjernih udara menjamin udara jadi bersih