Chicago (ANTARA) - Harga emas jatuh lagi pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), memperpanjang penurunan untuk hari ketujuh berturut-turut, menetap di level terendah dalam lebih dari sebulan, karena imbal hasil obligasi pemerintah dan dolar AS naik setelah rilis data ekonomi lebih baik dari perkiraan.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi Comex New York Exchange merosot 8,80 dolar AS atau 0,45 persen menjadi ditutup pada 1.935,20 dolar AS per ons, setelah menyentuh tertinggi sesi di 1.944,0 dolar AS dan terendah di 1.927,50 dolar AS.
Emas berjangka tergelincir 2,60 dolar AS atau 0,13 persen menjadi 1.944,00 dolar AS pada Senin (14/8), setelah terpangkas 2,30 dolar AS atau 0,12 persen menjadi 1.946,60 dolar AS pada Jumat (11/8), dah tergerus 1,70 dolar AS atau 0,09 persen menjadi 1.948,90 dolar AS pada Kamis (10/8).
"Emas terus menurun sejak pertengahan Juli dan tren bearish itu sepertinya belum berakhir karena raja dolar kembali," kata Edward Moya, analis pasar senior di OANDA, dalam komentar email seperti dikutip oleh Market Watch.
Emas telah menderita selama sebulan terakhir karena greenback telah naik sementara imbal hasil obligasi global telah meningkat. Imbal hasil pada obligasi pemerintah AS 10-tahun naik ke level intraday tertinggi sejak November pada Selasa (15/8), bertambah empat basis poin menjadi 4,229 persen. Indeks dolar turun 0,1 persen menjadi 103,13.
Departemen Perdagangan AS melaporkan Selasa (15/8) bahwa penjualan ritel AS yang disesuaikan secara musiman tumbuh 0,7 persen pada Juli dari Juni, laju yang lebih cepat dari kenaikan 0,3 persen yang direvisi naik pada Juni dan di atas ekspektasi para ekonom untuk kenaikan 0,4 persen.
Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan bahwa indeks harga impor AS naik 0,4 persen pada Juli, kenaikan terbesar sejak Mei 2022. Para ekonom memperkirakan kenaikan 0,2 persen.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Emas merosot lagi setelah data ekonomi AS lebih baik dari perkiraan