Kabupaten Bekasi (ANTARA) - Dinas Pertanian Kabupaten Bekasi, Jawa Barat mulai memetakan lahan pertanian yang mengalami kekeringan dampak fenomena El Nino sebagai upaya meminimalisasi kerugian petani.
Subkoordinator Tanaman Pangan Dinas Pertanian Kabupaten Bekasi Dodo Hadi Triwardoyo di Cikarang, Jumat, mengatakan pemetaan didahului dengan rapat koordinasi instansi terkait, seperti Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS), Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Barat, Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan (BBBPOPT) Kementerian Pertanian, serta para penyuluh pertanian.
"Sesuai dengan instruksi Pj (Penjabat) Bupati Bekasi Pak Dani Ramdan, kita telah melakukan rapat koordinasi antarinstansi terkait guna menentukan langkah selanjutnya atas fenomena ini, terutama berkaitan dampak yang dirasakan petani," katanya.
Berdasarkan laporan tim lapangan sampai dengan Jumat, sejumlah wilayah pertanian di daerah itu sudah mulai kekeringan dampak El Nino.
Lahan pertanian seluas total satu hektare berstatus lahan persemaian di Kecamatan Tambelang sudah mengalami kekeringan, sedangkan 17 hektare lahan pertanaman di kecamatan itu juga mengalami kondisi serupa.
"Penyebabnya adalah fungsi saluran air pada saluran sekunder Bulakmangga dan Pisang Batu turun. Aliran air tidak optimal mengalir karena sedimentasi," katanya.
Pihaknya menindaklanjuti temuan lapangan itu melalui pompanisasi saluran sekunder ke areal persawahan dengan menyiapkan dua pompa ukuran tiga inci."Melakukan kerja bakti di saluran tersier sepanjang satu kilometer. Untuk jangka panjang kami lakukan normalisasi pada saluran sekunder Bulakmangga dan Pisang batu," katanya.
Wilayah lain, yakni Kecamatan Tarumajaya, juga mengalami kondisi serupa, hanya saja kekeringan areal persawahan di lokasi ini lebih disebabkan saluran air tidak mengalir karena tersumbat sampah.
"Kalau di Tarumajaya itu karena tersumbat saluran pembuang Kali Bekasi oleh sampah dari Kota Bekasi. Penanganan di Tarumajaya sendiri akan dilakukan dengan pembersihan sampah pada kali sehingga aliran air bisa berjalan kembali," ucap dia.