Jakarta (ANTARA) - Pengamat kebijakan energi Sofyano Zakaria melihat permasalahan distribusi LPG subsidi 3 kilogram di sejumlah daerah yang ramai diberitakan beberapa hari terakhir ini sebagai akibat adanya kekosongan stok untuk sementara waktu.
"Langka LPG atau BBM yang terjadi di negeri ini pada umumnya dialami hanya dalam hitungan hari saja dan tidak sampai seminggu apalagi berminggu-minggu, dan ini lebih bersifat kekosongan sementara," kata Direktur Direktur Pusat Studi Kebijakan Publik (Puskepi) tersebut dalam keterangan di Jakarta, Sabtu.
Sofyano menyampaikan dalam beberapa waktu terakhir ini ramai diberitakan daerah-daerah yang bermasalah dengan ketersediaan LPG bersubsidi 3 kg, diantaranya Malang, Kediri, Banyuwangi, serta beberapa daerah di Medan dan Sulselbar.
Menurut dia, jika terjadi kelangkaan dalam arti yang sesungguhnya, pasti para wakil rakyat di DPRD maupun DPR RI akan bereaksi keras karena LPG atau BBM menyangkut hajat hidup orang banyak termasuk bagi konstituen mereka.
Pada dasarnya, lanjut Sofyano, dalam satu kabupaten rata-rata terdapat 4-5 unit Stasiun Pengisian Bulk Elpiji (SPBE) yang juga adalah depo penampungan elpiji. Selain itu, ada sekitar 10 agen elpiji dan setidaknya 200 pangkalan LPG 3 kg.